Di Tangan Orang Inggris, Bir dan Kripik Kentang Jadi Senjata Lawan Perubahan Iklim
Kombinasi bir dan keripik yang sangat digemari orang-orang untuk pertama kalinya dimanfaatkan untuk mengatasi perubahan iklim.
Perusahaan keripik asal Inggris, Walkers, telah mengadopsi teknik yang mereka klaim akan memangkas emisi CO2 dari proses manufakturnya hingga 70%.
Baca Juga: Ambil Langkah Besar, Selandia Baru Umumkan Keadaan Darurat Iklim
Teknologi itu akan memanfaatkan CO2 yang diperoleh dari fermentasi bir di tempat pembuatan bir, yang kemudian dicampur dengan limbah kentang. Campuran itu kemudian dilolah menjadi pupuk.
Pupuk itu kemudian akan disebarkan di ladang-ladang di Inggris untuk memberi nutrisi pada tanaman kentang tahun berikutnya.
Pembuatan pupuk biasanya menghasilkan emisi CO2 yang tinggi, tetapi teknologi yang diadopsi oleh Walkers akan menghasilkan pupuk tanpa CO2.
Jadi, kombinasi bir dan keripik melakukan fungsi ganda, yakni menghentikan terlepasnya emisi CO2 dari tempat pembuatan bir ke atmosfer dan menghemat CO2 yang biasanya dihasilkan oleh proses pembuatan pupuk.
Teknik ini dikembangkan oleh perusahaan start-up bernama CCm, dengan 14 orang karyawan, menggunakan dana hibah dari pemerintah Inggris.
Pupuk itu diujicobakan di lahan tempat menanam kentang tahun ini dan tahun depan Walkers akan memasang peralatan CCm di pabriknya di Leicester untuk mempersiapkan panennya pada tahun 2022.
Walkers belum mengumumkan akan bekerjasama dengan perusahaan bir apa.
Teknologi baru ini akan menambahkan daftar teknik yang digunakan untuk menghemat karbon.
Perusahaan tersebut telah memasang alat yang disebut digester anaerobik, yang menyalurkan limbah kentang pada bakteri untuk menghasilkan metana yang berguna.
Metana dibakar untuk menghasilkan listrik untuk proses penggorengan --jadi cara ini akan menghemat pembakaran gas bahan bakar fosil.
Sistem baru ini akan melangkah lebih jauh dengan mengambil "bagian" kentang yang tersisa dan mengaduk CO2 dari tempat pembuatan bir ke dalamnya untuk membuat pupuk yang diperkaya, sehingga akan mengembalikan karbon ke dalam tanah serta mendorong pertumbuhan tanaman.
Ini adalah contoh ilmuwan yang menemukan cara untuk menggunakan emisi CO2, gas yang jika tak dikelola bisa menambah pemanasan global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: