Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai penyelenggaraan training ESQ 'The Amazing You 2020' menjadi oase di tengah dahaga mental-spiritual masyarakat. Khususnya, bagi mereka yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19.
Steven Taylor, seorang psikiatri dari University of British Columbia menyatakan, bagi 10 hingga 15 persen kelompok masyarakat, pandemi akan berdampak pada kesehatan mental mereka dalam jangka panjang.
"Australia's Black Dog Institute, organisasi penelitian kesehatan mental independen yang terkemuka di Australia menyebut, pengaruh pandemi pada sebagian kelompok masyarakat akan berdampak pada kecemasan dalam jangka panjang. Beberapa pakar kesehatan masyarakat di Inggris melalui British Medical Journal menyatakan, dampak pandemi terhadap kesehatan mental kemungkinan akan bertahan lebih lama daripada dampak kesehatan fisik," ujar Bamsoet saat mengisi Training ESQ 'The Amazing You 2020' secara virtual di Jakarta, Minggu (13/12/2020).
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko: Perbaikan Data di Kementan Top!
Baca Juga: Begini Penjelasan Kemenkes Soal Harga Vaksin
Hadir dalam acara tersebut pendiri ESQ Arry Ginandjar dan Nanan Soekarna serta para alumni ESQ yang tersebar di seluruh Indonesia dan manca negara melalui virtual.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI dan Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, kondisi ini semakin diperparah dengan hadirnya infodemi, yaitu berita-berita menyesatkan terkait pandemi Covid-19 yang menyebabkan kecemasan dan kekeliruan persepsi masyarakat. Bila dicermati, infodemi ini sama berbahayanya dengan virus Covid-19 itu sendiri. Karena, informasi yang tidak benar akan memicu respon yang juga keliru.
"Sebagai gambaran, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat hingga akhir Oktober 2020, jumlah berita hoax terkait pandemi mencapai 2.020 konten. Karenanya, saya berharap kegiatan yang dapat menguatkan aspek mental-spiritual masyarakat sebagaimana yang diselenggarakan oleh DPP Forum Komunikasi Alumni ESQ ini dapat diteladani oleh lembaga training lainnya. Sehingga narasi yang menghidupkan sikap positif dan optimis dapat mengisi ruang publik, yang terlanjur dijejali berita yang cenderung menimbulkan kecemasan masyarakat," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menuturkan peserta training adalah para milenial dari berbagai kalangan, profesi dan datang dari seluruh Indonesia maupun luar negeri. Menjaring generasi muda sebagai peserta training adalah langkah yang tepat, sangat relevan dan kontekstual dengan kondisi yang kita hadapi.
"Karena saat ini kita berada di titik awal menuju periode puncak bonus demografi, di mana mayoritas penduduk berada pada kelompok usia produktif. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, rentang waktu antara tahun 2020 hingga 2035 adalah periode di mana jumlah penduduk usia produktif akan berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, nilai kemanfaatan bonus demografi bukanlah sesuatu yang didapatkan secara cuma-cuma, tanpa daya dan upaya. Bonus demografi hanya akan bermanfaat optimal apabila keberlimpahan penduduk usia produktif adalah sumberdaya-sumberdaya manusia yang berkualitas dan berkarakter tangguh.
"Di sinilah nilai urgensi penyelenggaraan training hari ini. Peserta training merupakan generasi muda bangsa yang akan menjadi duta-duta milenial yang akan menyebarluaskan nilai-nilai kepercayaan diri, ketangguhan mental, pandangan positif, dan sikap optimis di tengah masyarakat yang sedang menghadapi masa-masa sulit di tengah pandemi," pungkas Bamsoet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna