Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perempuan Tangguh Indonesia dan EY Beri Penghargaan ke Difabel Inspiratif

Perempuan Tangguh Indonesia dan EY Beri Penghargaan ke Difabel Inspiratif Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komitmen dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak penyandang difabel, termasuk tentang hak-hak ketenagakerjaannya, untuk mewujudkan cita-cita masyarakat inklusif harus segera terwujud. Pengembangan ketenagakerjaan difabel di sektor informal menjadi salah satu visi perekonomian inklusif sehingga membutuhkan ekstra usaha dan niat dari semua pihak.

Berangkat dari hal itu sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional dan Hari Ibu 2020, Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia atau yang biasa dikenal dengan Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) bekerja sama dengan PT Ernst & Young (EY) Indonesia memberikan “Penghargaan Difabel Tangguh 2020” secara daring kepada difabel inspiratif dan seorang ibu tangguh, agar terus dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat berkarya di tengah situasi pandemi dengan keterbatasan yang ada. 

Dalam sambutannya, Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, menekankan ada tiga isu utama disabilitas yang patut diperhatikan oleh pemerintah. Pertama adalah pendataan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 8,56% dari total populasi Indonesia merupakan penyandang disabilitas atau sekitar 21 juta. Namun, tidak ada detil data termasuk alamat terkait jumlah penyandang tersebut dan tentunya tanpa data yang lengkap maka tindak lanjut termasuk di dalamnya pemeluk hak-hak tidak akan dapat berjalan dengan lancar dan baik. 

Kedua, masalah stigma dan diskriminasi. Sering para sahabat dianggap tidak mampu beraktivitas seperti halnya non disabilitas. Bahkan sebagian orang tua enggan menyekolahkan putra putrinya dan dalam kesempatan-kesempatan tertentu sebagai penghambat kerja maupun kegiatan lainnya. Mengubah persepsi ini tente membutuhkan proses yang tidak mudah dan kita semua harus bersama-sama melawan stigma tersebut termasuk melakukan sosialisasi Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 untuk memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas.

Ketiga, permasalahan pendidikan dan pekerjaan. Masih banyak para sahabat yang belum mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak. Sebagian, berhasil menyelesaikan pendidikannya bahkan sampai jenjang yang tertinggi. Namun, mereka masih harus berhadapan dengan praktek yang menghambat mereka mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai.

"Saya mengapresiasi setinggi-tingginya langkah nyata yang dilakukan oleh Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia kepada para sahabat sebagai bentuk kepedulian dan bagian dari tanggung jawab sosial yang dilakukan dengan baik. Marilah kita membangun niat, komitmen dan semangat baru untuk bersama mencapai tujuan. Kita bersama harus bergandengan tangan untuk mengikis stigma dan diskriminasi terhadap disabilitas, sebab para sahabat bukanlah obyek sosial, tetapi partner yang mendukung pembangunan berkelanjutan," kata Lestari Moerdijat.

Baca Juga: Perempuan Tangguh Dorong Penyandang Disabilitas Ambil Peran di Dunia Wirausaha

Sementara itu, Deputi Bidang Kordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Agus Suprapto, mengatakan pandemi Covid-19 berdampak kepada semua lapisan masyarakat termasuk para disabilitas. Di tengah kondisi yang belum usai sejak bulan Maret 2020, fokus pemerintah selain kepada aspek kesehatan dan sosial, tapi juga pada strategi pemenuhan ekonomi termasuk penyandang disabilitas. Langkah sinergitas dari berbagai pemangku kepentingan menjadi tantangan yang harus didukung. Dengan strategi kebijakan pemulihan ekonomi agar pada tataran praktis dapat berjalan optimal. Sekadar informasi, menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2018, jumlah penyandang disabilitas ada 30.385.772 juta atau sekitar 11,5% dari jumlah penduduk Indonesia.

"Apresiasi diberikan atas upaya yang telah dilakukan Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia sehingga dapat membantu masyarakat Indonesia termasuk penyandang disabilitas melalui tiga pilar utama yakni pendidikan, sosial budaya, pemberdayaan ekonomi UMKM. Melalui program ini penyandang disabilitas mempunyai kemandirian dalam bidang ekonomi dan memperoleh penghasilan. Tentu saja, dapat menggalang solidaritas untuk memberikan bantuan langsung masyarakat yang membutuhkan dan membangun konektivitas agar UMKM menjadi mandiri," ujar Agus Suprapto.

Begitupula dengan, Asdep Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Valentina Ginting, menyatakan Kementerian PPPA telah menyusun rencana aksi nasional perlindungan khusus dan lebih kepada para penyandang disabilitas yang disebut sebagai peta jalan perlindungan perempuan penyandang disabilitas. Hal ini seperti yang diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo agar bersama-sama menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak termasuk angka perempuan dan laki-laki penyandang disabilitas.

Diharapkan nantinya bisa menggambarkan secara lebih luas lagi bagaimana kondisi perempuan disabilitas serta rencana aksi seluruh kementerian lembaga yang bersinergi memastikan program kegiatan yang mendukung perlindungan terhadap hak perempuan, khususnya penyandang disabilitas termasuk layanan kebutuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

"Kami mengapresiasi Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia yang telah memberikan penghargaan kepada para penyandang disabilitas inspiratif dan ibu tangguh, mengajak kita semua bahwa perempuan disabilitas harus menjadi perhatian kita. Memastikan betapa pentingnya memberikan perlindungan kepada mereka dan bagaimana mereka memastikan hak mereka untuk dapat berdaya dan berperan dalam pembangunan. Lebih meningkatkan wawasan kita bersama tentang peran penting perempuan khususnya peran perempuan disabilitas di semua bidang untuk mewujudkan perempuan berdaya Indonesia maju," jelas Valentina.

Ketua Umum Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia, Myra Winarko, menegaskan ada tiga aspek yang menjadi latar belakang penghargaan ini, yakni diskriminasi, minimnya pendidikan, dan penyediaan infrastruktur. Menurut Myra, penyandang difabel masih sering mendapatkan stigma negatif atau perlakukan diskriminatif dari masyarakat. Padahal banyak difabel yang memiliki kemampuan tak kalah dengan masyarakat yang tidak memiliki kekurangan fisik.

Selanjutnya, masih minimnya pendidikan soft skill dan profesi untuk difabel di Indonesia, sehingga berpengaruh kepada keadaan sosial dan ekonomi mereka. Ditambah lagi tantangan terbesar yang harus dihadapi dalam penyediaan infrastruktur yang masih kurang memadai.

“Penghargaan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi pada penyandang difabel yang tangguh dan inspiratif sehingga dapat membangkitkan semangat penyandang difabel lainnya agar dapat terwujudnya masyarakat inklusif,” kata Myra Winarko.

Baca Juga: Perempuan Tangguh Indonesia Luncurkan Program Pelatihan Wirausaha Pemula Bidang Kecantikan

Sejak Maret mulai berkegiatan sampai berdiri sebagai Yayasan pada bulan Oktober tahun 2020 hingga saat ini, PTI terus berupaya membantu masyarakat Indonesia agar dapat mempunyai kemandirian dalam bidang ekonomi. Sebagai tindakan nyata, PTI telah melakukan beberapa kegiatan pendidikan di tengah kondisi pandemi yang belum juga usai untuk Sahabat Tuli, yaitu Pelatihan Wirausaha Kuliner batch 1 dan batch 2 dan Pelatihan Wirausaha Makeup Artist batch 1.

Penghargaan ini terdiri atas empat kategori yakni Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Ibu Tangguh Anak Mandiri. Untuk kriteria ekonomi ditujukan pada difabel yang tangguh, dan mampu bangkit, serta mandiri. Selanjutnya, sosial difokuskan pada difabel yang dapat membantu difabel lainnya untuk menjadi masyarakat inklusif serta melakukan tindakan atau kegiatan terbaik lainnya untuk menjadi bagian dari komunitasnya.

Kemudian, budaya meliputi difabel yang peduli dan terus mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Serta, Ibu Tangguh Anak Mandiri ditujukan pada seorang ibu yang mendidik anak berkebutuhan khusus sehingga anaknya memiliki prestasi melebihi anak-anak pada umumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: