Terlibatnya beberapa pengusaha berharta melimpah atau crazy rich jadi perhatian publik sejak perombakan kabinet; seperti Muhammad Lutfi dan Sandiaga Uno.
Bahkan, masuknya nama-nama menteri yang dianggap crazy rich ini dalam kabinet juga dinilai membuka peluang mereka sebagai calon-calon presiden (capres) potensial di Pemilu 2024 mendatang.
"Ya tentu saja (membuka peluang crazy rich di kontestasi Pilpres). Kenapa Sandi mau masuk kan, sejumlah nama ini kan. Pertama, secara umum masuknya crazy rich biasa, sudah sering. Nah sejumlah nama ini mungkin akan menjadi pontential contender (lawan potensial) di 2024, kepemimpinan selanjutnya," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan dalam diskusi daring Forum Jurnalis Politik (FJP) yang bertajuk "Crazy Rich Masuk Kabinet: Membaca Plutokrasi di Era Jokowi", Minggu (27/12/2020).
Baca Juga: Dari 6 Menteri Baru di Kabinet Jokowi, Sandiaga Uno yang Terkaya
Baca Juga: Ke Bali, Sandiaga Uno Lakukan Hal Ini
Menurut Djayadi, dengan mereka memperoleh posisi sebagai menteri, tentu orang yang berada di kabinet punya panggung yang lebih luas. Seperti Sandi yang memiliki panggung yang lebih luas, apalagi kalau Sandi berhasil memimpin Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), kementerian ini strategis karena berkaitan erat dengan pemulihan ekonomi, pariwisata dan ekraf.
"Pariwisata, khususnya yang domestik sangat penting untuk recovery (pemulihan) ekonomi, apalagi pariwisata masih sangat sulit dilakukan akibat banyaknya negara yang masih melakukan pembatasan," katanya.
Djayadi melanjutkan, bagi para crazy rich yang memegang posisi menteri ini akan menjadi panggung yang lebih besar, mereka punya kesempatan yang lebih luas saat di kabinet. Beberapa crazy rich yang masuk di kabinet yakni Sandi Uno, M Lutfi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
"Karena dalam politik, pembiayaan itu penting, mereka punya panggung, biayanya memungkinkan," ujar Djayadi.
Djayadi menilai, Jokowi pun menyadari potensi itu dan tidak masalah, karena sejauh ini ia tidak memiliki calon mahkota untuk didukung di Pilpres 2024. Calon mahkotanya yakni Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution baru menjadi Wali Kota, sehingga Jokowi melihat siapa yang nantinya bisa membantu ke depan.
"Saya kira Bobby dan Gibran belum lah untuk di 2024. Tapi, dengan Pak Jokowi beri pangung untuk semua yang potensial, dia (Jokowi) akan punya hubungan yang baik dengan semua yang potensial jadi pemimpin nasional ke depan. Dari sisi itu, strategi yang bagus. Pak Jokowi, kecuali Undang-Undang Dasar kita diamandemen, Pak Jokowi tidak bisa maju lagi di 2024," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: