Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: Mikhail Prokhorov, Miliarder Rusia Pemilik Klub Basket NBA

Kisah Orang Terkaya: Mikhail Prokhorov, Miliarder Rusia Pemilik Klub Basket NBA Mikhail Prokhorov, miliarder Rusia. | Kredit Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu orang terkaya di Rusia, Mikhail Prokhorov merupakan seorang politikus terkenal di Rusia yang juga seorang pemilik tim bola basket NBA, Brookyn Nets.

Prokhorov juga terkenal sebagai pengusaha. Ia merupakan lulusan Institut Keuangan Moskow. Sejak kuliah, ia sudah melakukan pekerjaan sambilan, termasuk memproduksi dan menjual jeans yang dicuci dengan bahan asam, dan mengaku berpenghasilan lebih dari sekadar insinyur yang berkualifikasi tinggi.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Harald Tschira, Pewaris Jerman yang Jadi Miliarder Dunia

Mikhail Prokhorov lahir dari keluarga kulak kaya, tetapi ia harus memiliki pendidikan yang miskin karena orang tuanya dianiaya sebagai musuh kelas di bawah Bolshevik dan Stalin. Pria kelahiran 3 Mei 1965 ini harus kehilangan orang tuanya selama masa muda ketika keduanya meninggal karena penyakit jantung.

Setelah lulus pada tahun 1989, Mikhail mendapatkan pekerjaan tingkat manajemen di Bank Internasional untuk Kerjasama Ekonomi dan tinggal dengan organisasi tersebut selama tiga tahun. Selanjutnya, dia memimpin dewan manajemen Bank MFK, sebuah firma pembiayaan internasional dan United Export Import Bank alias 'Bank Onexim'.

Alexander Khloponin, teman kuliahnya, dan Vladimir Potanin, mantan wakil PM yang dikenal Prokhorov juga bertugas di dewan manajemen bank MFK dan Onexim. Dia bermitra dengan Potanin untuk mendirikan Bank Onexim pada tahun 1993.

Hubungan Mikhail Prokhorov dengan Vladimir Potanin terbukti sangat penting dalam jangka panjang karena kemitraan bisnis mereka memungkinkan keduanya menjadi miliarder. Pada tahun 1992, ia bekerja sama dengan Vladimir Potanin untuk mendirikan Interros, sebuah perusahaan induk yang mereka ubah menjadi konglomerat yang memiliki saham di beberapa sektor infrastruktur.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: