Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Muncul Tanda-tanda Kim Yo-jong di Partai Buruh, Adik Kim Jong-un Disingkirkan?

Tak Muncul Tanda-tanda Kim Yo-jong di Partai Buruh, Adik Kim Jong-un Disingkirkan? Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan saudara perempuannya Kim Yo Jong menghadiri pertemuan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Rumah Perdamaian di desa gencatan senjata Panmunjom, 27 April 2018. | Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un terpilih sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Buruh yang berkuasa di negara itu. Sebaliknya, adik perempuannya; Kim Yo-jong, tak masuk daftar anggota politbiro partai tersebut.

Perempuan paling kuat di Korut ini tersingkir dari keanggotaan politbiro Partai Buruh setelah bertahun-tahun meningkatkan pengaruh. 

Baca Juga: Partai Buruh Korut Pilih Kim Jong-un Jadi Sekjennya, Diktator Muda Ambil Gelar Ini

Partai Buruh mengadakan pemilihan kemarin untuk Komite Sentral-nya selama kongres multi-tahun yang sedang berlangsung, yang memetakan tujuan kebijakan diplomatik, militer dan ekonomi selama lima tahun ke depan.

Mengutip media pemerintah, KCNA, pada Senin (11/1/2021), Kim Yo-jong tetap menjadi anggota Komite Sentral tetapi tidak termasuk dalam daftar politbiro. Hal itu mengacaukan harapan luas dari para pengamat Korut bahwa perempuan itu akan menggantikan kakaknya.

Perubahan itu terjadi beberapa hari setelah Kim Yo-jong naik podium kepemimpinan untuk pertama kalinya bersama 38 eksekutif lainnya saat kongres dimulai.

Pengaruhnya telah tumbuh secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, awalnya sebagai sekretaris pribadi pemimpin muda, dan kemudian utusan khusus untuk Korea Selatan dan wakil direktur departemen partai utama yang mengawasi urusan personalia dan organisasi. 

Pada 2017, ia menjadi satu-satunya wanita kedua di Korea Utara yang patriarkal yang bergabung dengan politbiro eksklusif setelah bibinya Kim Kyong-hui.

"Masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang statusnya, karena dia masih anggota Komite Sentral dan ada kemungkinan dia telah mengambil posisi penting lainnya," kata Lim Eul-chul, profesor studi Korea Utara di Universitas Kyungnam di Seoul.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: