Ulah Donald Trump dan Capitol Bikin Mike Pompeo Ditolak Pejabat Tinggi Eropa
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, membatalkan perjalanannya ke Eropa di menit-menit akhir setelah menteri luar negeri Luksemburg dan pejabat tinggi Uni Eropa (UE) menolak untuk bertemu dengannya. Hal itu diungkapkan seorang diplomat Eropa dan sumber lain yang mengetahui hal tersebut.
Eropa menolak diplomat top AS itu beberapa hari setelah penyerbuan gedung Capitol oleh ribuan pendukung Presiden Donald Trump , serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap demokrasi Amerika yang mengejutkan banyak pemimpin dunia dan sekutu AS.
Baca Juga: Gegara Kerusuhan Capitol, Trump Akhirnya Berani Akui Kesalahan Juga
Tiga sumber yang mengetahui rencana perjalanan itu mengatakan Pompeo, sekutu dekat Trump, telah berusaha untuk bertemu Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn, sekutu kecil tapi kaya NATO, sebelum bertemu dengan para pemimpin Uni Eropa dan diplomat tinggi blok Eropa itu di Brussels.
"Pompeo awalnya berencana untuk pergi ke Luksemburg, tetapi perjalanan itu dibatalkan," kata seorang sumber diplomatik, setelah para pejabat di sana menunjukkan keengganan untuk memberinya janji untuk bertemu seperti dikutip dari Reuters, Rabu (13/1/2021).
Untuk pertemuan di Brussels sendiri masih berlangsung sampai menit terakhir. Tetapi jadwal kunjungan terakhir Pompeo di Brussels tidak akan melibatkan pertemuan apa pun dengan UE atau acara publik apa pun di NATO. Sumber diplomatik ketiga mengatakan sekutu AS itu merasa "dipermalukan" oleh Pompeo setelah aksi kekerasan di Washington pada Rabu lalu.
Trump mendorong para pendukungnya pada rapat umum untuk berbaris di gedung yang menampung Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS, sementara anggota parlemen mensertifikasi kemenangan pemilu 3 November terhadap Presiden terpilih dari Partai Demokrat Joe Biden. Trump dari Partai Republik mengklaim, tanpa memberikan bukti, bahwa pemilu itu telah dicuri darinya.
Pompeo mengutuk aksi kekerasan itu tetapi tidak menyinggung peran dari klaim tak berdasar Trump sebagai memicu aksi demonstrasi di Capitol.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: