Ekonomi Suram, Sri Lanka Terpaksa Bergantung pada China dan India karena Hal Ini
Jebakan utang China?
Sejak awal 2000-an, Cina sudah menjadi sumber pinjaman terbesar bagi proyek infrastruktur komersil di Sri Lanka. Pertautan itu memicu kontroversi, ketika pada 2017 pemerintah mengumumkan tidak mampu membayar utang negara kepada Cina untuk proyek pelabuhan di ibu kota.
Padahal proyek senilai USD 1,12 miliar itu baru berusia satu tahun. Akibatnya Sri Lanka terpaksa menyerahkan pelabuhan Hambantota kepada perusahaan China untuk disewakan selama 99 tahun. Saat ini hampir 70% peti kemas yang mendarat di pelabuhan itu berasal dari India.
Sejak kontroversi itu, Sri Lanka ramai dikabarkan terjerumus dalam jebakan utang Cina. Namun hal ini dibantah Ganeshan Wignaraja, Direktur Riset di Institut Bank Pembangunan Asia. Dalam tulisannya untuk East Asia Forum, dia mencatat saat ini beban utang eksternal Sri Lanka terhadap Cina hanya sebesar 6?ri Produk Domestik Bruto, atau setara dengan USD 5 miliar.
India khawatir, Keberadaan Cina di Hambantota yang berjarak 240 km dari Colombo, akan menciptakan keunggulan bagi angkatan laut Cina di Samudera Hindia. Kekhawatiran tersebut terpicu oleh insiden pada 2014, ketika kapal selam Tiongkok melabuh di Sri Lanka tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Sejak itu pemerintah Sri Lanka menegaskan tidak akan mengizinkan kedatangan armada perang, atau bahwa pelabuhannya digunakan untuk keperluan militer.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto