Gegara Cap Genosida, China Sanksi Puluhan Pejabat Era Donald Trump
China menjatuhkan sanksi kepada sejumlah pejabat era Donald Trump. Langkah ini diambil, persis begitu berakhirnya kekuasaan presiden dari Partai Republik itu.
Total, ada 28 pejabat era Trump, plus anggota keluarganya, yang dilarang masuk China, Hong Kong dan Makau karena sanksi tersebut. China mengumumkan sanksi tersebut di website resmi pemerintahannya, Kamis dini hari (21/1/2021), tepat di saat Joe Biden diambil sumpahnya sebagai Presiden AS.
Baca Juga: Donald Trump 30 Ribu Kali Berbohong Selama 4 Tahun Sebagai Presiden AS
China menyebut, sanksi tersebut sebagai balasan atas tuduhan genosida yang dikeluarkan pejabat era Trump, salah satunya Mike Pompeo.
“(Menteri Luar Negeri Mike) Pompeo dan yang lainnya telah merencanakan, mempromosikan, dan melaksanakan serangkaian gerakan gila, mencampuri urusan dalam negeri China dengan serius, merusak kepentingan China, menyinggung rakyat China, dan secara serius mengganggu hubungan China-AS,” pernyataan pemerintah China.
Pejabat AS lainnya yang turut mendapat sanksi antara lain Penasihat Perdagangan Peter Navarro, Penasihat Keamanan Nasional Robert O’Brien dan John Bolton, Menteri Kesehatan Alex Azar, Duta Besar PBB Kelly Craft, dan mantan penasihat Trump, Steve Bannon.
Pakar sanksi di lembaga Dewan Atlantik Brian O’Toole menilai, tindakan China ini sebagai pembalasan.
“Menargetkan mantan dan pejabat AS yang tak lagi menjabat adalah ekspresi penghinaan yang tidak biasa,” katanya.
Pompeo, yang kerap mengkritik China menyatakan pada Selasa (19/1/2021) bahwa China telah melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap Muslim Uighur.
Selanjutnya, China menyatakan ingin bekerja sama dengan pemerintahan baru Presiden Joe Biden.
Pro Trump Di Tokyo
Pelantikan Biden dan Kamala Harris, Rabu (20/1/2021) siang waktu setempat, berjalan lancar tanpa ada insiden dan aksi demo besar. Namun, ada sekelompok simpatisan Donald Trump yang malah melakukan aksi turun ke jalan di Tokyo, Jepang.
Sekitar 120 orang, dilaporkan Japan Times, membawa spanduk besar bergambar Trump dan menyerukan, bahwa Trump adalah pemenang pemilu presiden 3 November lalu. Bendera AS dilambai-lambaikan para penggemar Trump yang berkumpul di kawasan Ginza pada Rabu siang (20/1/2021) itu.
Berdasarkan laporan Reuters Kamis (21/1/2021), kebanyakan peserta aksi adalah warga Jepang. Peserta demo menyebut Trump adalah “pemenang yang sesungguhnya”. Padahal menurut hasil penghitungan resmi, Biden memenangkan pemilu dengan total 306 suara elektoral, sedangkan Trump memperoleh 232 suara elektoral.
“Kami ingin menunjukkan, banyak orang di Jepang yang mendukung Presiden Trump. Kami semua berkumpul dan menyuarakan dukungan, agar suara kami dapat terbang melampaui Samudera Pasifik dan menjangkau AS,” ujar salah satu peserta aksi, Naota Kobayashi.
Dilaporkan Japan Times, sejumlah simpatisan Trump ini juga termasuk kelompok yang membenci kebijakan China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: