Ruam di Pipi Muncul pada Bayi yang Terinfeksi Covid-19, Kok Bisa?
Bertie Roberts yang baru berusia 17 bulan belum lama ini dinyatakan positif Covid-19. Ibunya, Jade (34 tahun), yang bekerja sebagai perawat di Bury St Edmunds, Suffolk, Inggris menyerukan agar orang tua untuk memperhatikan gejala lain, selain dari tiga tanda utama Covid-19.
Jade mengatakan, kemungkinan bayinya terkena Covid-19 bahkan tidak terlintas di pikirannya ketika ruam pertama kali muncul. Dokter mengira itu merupakan reaksi alergi.
Baca Juga: Ya Tuhan! Jerman Temukan Corona Varian Baru yang Beda dari Covid-19 Inggris
Bertie pertama kali mengalami pilek sebelum ruam mulai muncul. Ruam kemudian mulai menyebar ke pipi, telinga, dan perut.
Layanan Kesehatan Nasional (NHS) menyatakan, batuk terus-menerus, suhu tinggi, serta hilangnya rasa dan bau (anosmia) adalah tiga tanda utama Covid-19. Jika seseorang mengalami gejala tersebut, mereka harus menjalani tes dan isolasi.
Para ahli di balik aplikasi ZOE Symptom Tracker sebelumnya telah menyatakan, anak-anak dapat mengalami gejala yang berbeda dengan orang dewasa. Data dari aplikasi menunjukkan mayoritas anak yang dites positif Covid-19 memiliki gejala seperti kelelahan, sakit kepala, demam, sakit tenggorokan, dan kehilangan nafsu makan.
Para peneliti mengatakan, 15 persen anak-anak yang dites positif Covid-19 juga mengalami ruam kulit yang tidak biasa. Setelah membawa Bertie ke dokter umum, Jade tidak yakin ruam itu merupakan reaksi alergi.
Jade langsung memutuskan untuk membawanya ke tes Covid-19 drive-through dan hasilnya positif. Jade menyebut, ruam pertama kali muncul seperti sarang dan “lembut untuk disentuh”.
Meskipun ruam bukanlah gejala utama, penelitian sebelumnya menemukan ruam adalah gejala umum pada pasien yang datang ke rumah sakit Spanyol. Dikutip The Sun UK, Sabtu (23/1), Jade membagikan foto Bertie ke Facebook untuk meningkatkan kesadaran akan gejala Covid-19.
Ada beberapa orang tua yang telah menghubunginya. Mereka memberi tahu Jade tentang kondisi anaknya yang mengalami hal serupa.
Sebelumnya, dr Michael Head dari University of Southampton menyoroti, tidak diketahui mengapa peradangan terjadi pada beberapa pasien Covid-19, tetapi tidak pada yang lain.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial mengatakan, seorang ahli dan kelompok ilmiah independen menyimpan daftar gejala Covid-19 di bawah peninjauan terus menerus karena pemahaman tentang virus terus berkembang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: