Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dihantam Bertubi-Tubi: Saham-Saham Ini Paling Babak Belur, Banyak Ditinggal Kabur!

Dihantam Bertubi-Tubi: Saham-Saham Ini Paling Babak Belur, Banyak Ditinggal Kabur! Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar modal dihantam sentimen negatif bertubi-tubi hingga akhirnya ambyar pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 25 Januari 2021. Diketahui, pemerintah resmi memperpanjang pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa-Bali pada 26 Januari hingga 8 Februari 2021 mendatang. 

Bukan cuma itu, sentimen negatif yang juga menghantam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah angka positivity rate Covid-19 yang pecah rekor sebesar 33,25% pada akhir pekan kemarin. Angka tersebut nyaris tujuh kali lebih besar dari standar maksimal yang ditetapkan WHO, yakni hanya 5%. Baca Juga: Astaga! IHSG Tumbang 2% Lebih pada Pembukaan Sesi Pertama

Tak heran, IHSG porak-poranda hingga sempat anjlok nyaris 3% pada Senin pagi. Dibuka pada level 6.300-an, IHSG harus anjlok ke level terdalam di angka 6.148,31. Lantas, saham-saham apa sajakah yang paling babak belur di tengah anjloknya IHSG secara signifikan? Baca Juga: Harga Emas Kinclong Ketika Pasar Saham 'Kebakaran'

Merujuk dari RTI, deretan saham dalam daftar top losers membukukan koreksi terbesar hingga -6%. Saham PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) memerah sedalam -6,20% ke level Rp1.740 per saham. Berikutnya, saham PT BPD Banten Tbk (BEKS) juga anjlok signifikan hingga -5,62% ke level Rp84 per saham.

Saham berikutnya yang juga tumbang ialah PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) dengan catatan koreksi -5,22% ke level Rp545 per saham. Dua saham lainnya yang masuk ke lima besar top losers adalah PT Alam Sutra Realty Tbk (ASRI) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dengan masing-masing koreksi -5,13% ke Rp222 per saham dan -4,73% ke Rp1.610 per saham.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: