Tak dapat dimungkiri, pandemi Covid-19 yang terjadi di tiga kuartal di tahun 2020 sempat melemahkan industri perkebunan kelapa sawit nasional. Salah satunya disebabkan menurunnya konsumsi minyak sawit domestik seperti minyak goreng, mentega, mie, dan produk pangan lainnya oleh industri pangan sebagai implikasi dari kebijakan pembatasan sosial dalam rangka mencegah penyebaran virus Covid-19.
Hal tersebut terkonfirmasi dari paparan Wakil Ketua Umum III Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Togar Sitanggang dalam webinar Virtual Indonesia Palm Oil Conferences (IPOC) 2020, yang menyatakan, konsumsi minyak sawit oleh industri pangan menurun sebesar 16,5 persen dibandingkan tahun 2019.
Baca Juga: Untuk 2021, Segini Dana Program Sawit yang Dialokasikan BPDPKS
Senada dengan hal tersebut, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia pada tahun 2020 mengalami penurunan sebagai implikasi dari kebijakan lockdown yang banyak diterapkan di negara Asia dan Eropa. Meskipun dari sisi volume mengalami penurunan, namun nilai ekspor minyak sawit mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya harga minyak sawit global Indonesia tahun 2020, bahkan apresiasi harga sawit ini disebut mencapai level tertinggi selama 10 tahun terakhir.
Berbeda dengan industri pangan dan ekspor, industri biodiesel dan industri oleokimia justru mengalami peningkatan konsumsi minyak sawit di tahun 2020. Peningkatan blending rate minyak sawit dari 20 persen menjadi 30 persen dalam kebijakan mandatori B30 menyebabkan penyerapan minyak sawit meningkat dari 5,8 juta ton menjadi 7,2 juta ton atau sebesar 23,5 persen.
Konsumsi produk surfaktan seperti sabun, deterjen, hand sanitizer hingga disinfektan sebagai salah satu bahan baku produk tersebut juga mencatatkan peningkatan yang signifikan. Data mencatat, permintaan minyak sawit untuk industri oleokimia sepanjang tahun 2020 meningkat sebesar 49 persen persen dibandingkan tahun 2019.
Dengan kondisi tersebut, bagaimana kabar CPO sepanjang tahun 2021? Para pengamat industri sawit sepakat menyatakan, konsumsi minyak sawit di pasar domestik tetap meningkat. Hal tersebut diungkapkan oleh Togar Sitanggang yang memperkirakan konsumsi minyak sawit domestik tahun 2021 mengalami peningkatan dengan rincian industri pangan sebesar 2,4 persen, industri oleokimia sebesar 12,5 persen, dan industri biodiesel sebesar 11 persen.
Seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi dan sosial akibat pandemi Covid-19 yang ditunjukkan dengan kembali menggeliatnya aktivitas pada catering industry seperti operasional restauran, hotel atau UMKM dengan tetap menerapkan adaptasi kebiasaan baru (5M), diperkirakan mampu meningkatkan permintaan terhadap produk pangan, produk surfaktan berbasis minyak sawit, serta biodiesel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: