Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Food Estate Versi Petani Sawit Indonesia

Food Estate Versi Petani Sawit Indonesia Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) berlangsung, petani sawit berada dalam masa-masa galau. Bagaimana tidak, petani harus menunggu sekitar 26 bulan untuk kembali dapat menikmati pundi-pundi uang dari sawit.

Terkait hal ini, dibutuhkan pekerjaan sampingan lain bagi petani untuk memperoleh sumber pendapatan lain. Terkait hal ini, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menginginkan petani sawit untuk dapat membangun food estate sawit yang dapat diintegrasikan dengan program PSR.

Baca Juga: Jika Sawit Dihapuskan di Uni Eropa, Maka Ini yang Akan Terjadi… 

Perlu diketahui, food estate merupakan salah satu kegiatan budidaya yang dilakukan dengan konsep pertanian sebagai sistem industrial berbasis IPTEK, modal, organisasi, dan manajemen modern.

Salah satu bentuk perwujudan food estate yang telah dikembangkan oleh petani sawit Indonesia yaoti Wayan Supadno yang akrab dipanggil Pak Tani. Pak Tani telah berhasil menyatukan perkebunan sawit dengan usaha budidaya sapi sebanyak 500 ekor lebih.

“Pelihara sapi memberikan banyak manfaat. Pupuk gratis untuk tanaman. Asal tahu saja, biaya pemupukan itu 60 persen dari biaya pokok produksi. Bonus lainnya adalah pedet (anak sapi). Ini bisa dikomersialkan karena rerata pertumbuhan berat daging sapi antara 40 - 50 kilogram per ekor,” ujar Wayan seperti dilansir dari Sawit Indonesia.

Lebih lanjut Wayan juga menjelaskan, kunci utama sukses berkebun yakni dengan menekan biaya pokok produksi. Dari beternak sapi, biaya produksi dapat ditekan dari sekitar Rp900 per kilogram menjadi Rp400 per kilogram. Dengan nilai ini, petani dapat menikmati profit margin tinggi. 

“Informasi ini perlu disebarkan kepada petani terutama masyarakat. Supaya petani tidak diidentikkkan dengan kebakaran atau banjir. Petani sawit itu sangat fleksibel dalam berbagai medan dan goncangan. Dan banyak dilupakan bahwa perkebunan sawit salah satu bank daging sapi nasional. Untuk itu, perlu ada suri tauladan yang dapat direplikasi petani,” jelasnya. 

Terkait hal ini, DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Manurung mengatakan, tujuan food estate yakni untuk meningkatkan nilai tukar petani. Selanjutnya petani dapat tingkatkan daya beli, daya saing, serta nantinya multi efek ekonomi lainnya akan ikut berputar.

“Program PSR sawit paling siap untuk food estate. Coba kalau target bisa tercapai 180 ribu hektar. Minimal 30 persen bisa ikut program food estate. Sudah gak kebayang multiplier effect-nya,” kata Gulat seperti dilansir dari Sawit Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: