Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mancing Ilegal, Vanuatu Tangkap Kapal-kapal Pencuri Ikan Milik China

Mancing Ilegal, Vanuatu Tangkap Kapal-kapal Pencuri Ikan Milik China Kredit Foto: Antara/Ampelsa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas berwenang Vanuatu menyita dua kapal ikan China yang diduga memancing secara ilegal di perairan negara kepulauan Pasifik tersebut. Ini pertama kalinya kapal Cgina dituduh melakukan pemancingan ilegal di wilayah Vanuatu.

Namun penyitaan ini dilakukan satu bulan usai negara pasifik lainnya, Palau, menahan kapal China yang diduga memanen teripang secara ilegal di wilayahnya. Pihak berwenang Vanuatu menuduh kapal ikan Dong Gang Xing 13 dan Dong Gang Xing 16 memancing di perairan sebelah utara negara itu, dekat pulau terpencil Torres.

Baca Juga: Bikin Geleng-geleng! Cara Terorganisir Bajak Laut Nigeria Sukses Bobol Pertahanan Kapal Turki

Sebelum kapal patroli Vanuatu menahan kapal-kapal ikan Cina tersebut, departemen Perikanan Vanuatu, polisi maritim dan pesawat pengintai angkatan laut Prancis dari Kaledonia Baru memantau pergerakan kapal-kapal tersebut.  

Dua kapal penangkap ikan itu berlabuh sebentar di kota Luganville, beberapa ratus meter dari dermaga yang didanai China. Pelabuhan itu kabarnya dapat berfungsi sebagai pangkalan militer Negeri Tirai Bambu.

Kemudian kapal-kapal China itu diperintahkan berlayar ke Port Vila, lokasi mereka berlabuh di dermaga yang tidak digunakan.

"Usai menjalani karantina, awak kapal ikan akan menjadi subjek penyelidikan lebih lanjut," kata kepolisian Vanuatu dalam pernyataannya seperti dikutip the Guardian, Selasa (26/1/2021).

Kapal China dibebaskan

Bulan lalu sebuah kapal, enam kapal tambahan dan 28 awak dicegat kapal patroli di Helen Reef, perairan yang masuk wilayah Palau. Kapal-kapal itu dibawa ke pulau utama Palau, Koror.

Kapal dan para awaknya dibebaskan setelah ditahan selama beberapa pekan. Pemerintah Palau marah atas masalah tersebut. Presiden baru Palau, Surangel Whipps Jr mengatakan pemerintahannya berulang kali menelepon pemerintah China tapi selalu diabaikan.

"Mereka tampaknya tidak peduli dan itu tidak dapat diterima, mereka harusnya bertanggung jawab atas rakyat mereka, dan ini tampaknya pemerintah China mendorong untuk mengabaikan mereka, itu tidak bagus," katanya pada the Guardian.

Whipps Jr mengatakan Palau selalu menjaga perbatasan dan wilayah maritim mereka. "Negara lain yang tidak menghargai perbatasan negara lain tidak bisa diterima," kata Whipps.

"Pencurian dan menawarkan penyuapan, harus dihentikan, pencurian ikan harus dihentikan, sebagai negara kami harus bertanggung jawab pada rakyat kami dan memberitahu mereka tidak mengunjungi negara lain dan melakukan hal-hal ini," tambahnya.

Pemerintah China tidak memberikan komentar mengenai penyitaan dan penahanan di Palau dan Vanuatu. Bulan lalu juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan 'China negara penangkap ikan yang bertanggung jawab'.  Beijing tidak memberikan 'toleransi' pada pelanggaran hukum dan regulasi yang dilakukan kapal ikan mereka.

"Kami memiliki kerja sama internasional yang kuat dan membuat kesepakatan bagus yang menghasilkan kerja gabungan melawan illegal fishing dan mempromosikan penangkapan ikan berkelanjutan dengan negara-negara lain," katanya.

Tahun lalu Overseas Development Institute (ODI) melaporkan China negara dengan jumlah kapal ikan yang melakukan pelayaran jauh terbanyak di dunia.

Hampir 17 ribu kapal ikan China melakukan pelayaran jauh. ODI juga menemukan hampir 1.000 kapal Cina terdaftar di negara lain dan 183 diantaranya diduga terlibat dalam penangkapan ikan ilegal, tak dilaporkan dan tak sesuai regulasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: