Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Baswedan Mau Buat Wisma Atlet Jadi Museum Covid-19?

Anies Baswedan Mau Buat Wisma Atlet Jadi Museum Covid-19? Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/11/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipanggil pihak kepolisian untuk dimintai keterangan terkait pelanggaran protokol kesehatan pada acara Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta Pusat yang menimbulkan kerumunan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A/aww.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut, kalau Wisma Atlet bisa menjadi museum tempat tinggal Covid-19 lantaran selama pandemi Covid-19 itu Wisma Atlet menjadi tempat penampung pasien terpapar Covid-19 terbesar se-Asia Tenggara atau mungkin se-Asia.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat melaunching buku Potret Jakarta 2020: Kolaborasi Melawan Pandemi yang diselenggarakan oleh Jakarta Content Creator Community secara online pada Sabtu 30 Januari 2021. Pernyataan itu dikatakan Anies saat tengah memuji betapa jelinya fotografer yang mengambil gambar pada suatu moment tertentu.

Menurut Anies, pandemi Covid itu peristiwa yang mungkin terjadi satu kali selama ratusan tahun sehingga rekaman peristiwa yang menggabarkan kondisi saat pandemi sangatlah penting, termasuk rekaman melalui gambar atau foto. Namun, tak semua gambar atau foto, khususnya yang beradar di media sosial membuat seseorang merasakan refleksi atas gambar tersebut.

"Padahal, gambar itu membangkitkan rasa dan imajinasi kita dan kita punya ketersambungan dengan peristiwa yang diungkapkan dalam gambar itu. Peristiwa pandemi itu merupakan kesempatan bagi umat manusia untuk reflektif," ujar Anies, Sabtu (30/1/2021).

Baca Juga: Bisa Jadi, Nih... Risma-Riza Hadapi Anies Baswedan-AHY di Pilkada Jakarta

Menurutnya, selama pandemi banyak sekali moment bagi seseorang untuk merefleksikan apa yang dilihatnya itu, bahkan momen itu pun bisa direkam dengan gambar dan foto, yang nantinya menjadi refleksi atas peristiwa apa yang ada dalam foto itu saat dilihat dan menjadi suatu dokumen sejarah. Apalagi, selama pandemi ini tak semua orang melihat secara langsung apa yang terjadi di masa pandemi, khususnya bagi masyarakat yang menjalani aktivitasnya di rumah saja ataupun yang tengah isolasi.

Bahkan, generasi selanjutnya belum tentu merasakan bagaimana pandemi covid di Indonesia ini. Maka itu, buku Potret Jakarta 2020: Kolaborasi Melawan Pandemi pun menjadi suatu kumpulan dokumentasi, yang mana bisa menjadi suatu buku sejarah di kemudian hari saat pandemi Covid telah berakhir.

"Tak kalah penting, ini kumpulan dokumentasi yang mungkin ketika dibaca anak cucu kita menjadi sesuatu yang luar biasa. Inilah namanya menciptakan catatan sejarah dalam bentuk imaji, gambar, dan dalam bentuk narasi lalu memberikan ruang pada tiap pikiran untuk mengembangkan narasinya sendiri sesuai pengalamannya masing-masing," tuturnya.

Baca Juga: PDIP Keukeuh Pilkada 2024, Jegal Kans Anies Menang Besar

Sebabnya, kata dia, buku itu berisi foto, gambar, dan narasi yang menceritakan tentang situasi selama pandemi, yang mana bisa membawa seseorang untuk merefleksikan atas apa yang dilihatnya itu. Dia mencontohkan, diawal pandemi Covid-19 dia sempat mencari dokumentasi peristiwa Flu Spanyol yang sempat merebak Indonesia pula, yang mana memakan korban jiwa hingga 1-1,5 juta jiwa, hanya saja dokumentasi itu sangat minim, baik dalam bentuk foto maupun narasi.

"Jadi, orang hanya (tahu dan) menceritakan ada wabah dan orang sakit lalu meningal sakit meninggal, tapi m sekarang kita akan ketemu di mana dokumentasi digital luar biasa, generasi masa depan akan punya data akurat, siapa di tes PCR, kapan meninggal kapan, dan dimakamkan di mana, itu semuanya akan ada. Nah ini (buku Potret Jakarta 2020) menjadi dokumen pelengkap luar biasa," jelasnya.

Namun, tambahnya, suatu gambar atau foto bisa menjadi refleksi atas peristiwa yang tengah terjadi di masa itu, dalam hal ini pandemi manakala si Content Creator jeli dalam membingkai suatu gambar tersebut. Contohnya saja, gambar Wisma Atlet, yang mana saat Asian Games gambar tentang gedung Wisma Atlet tak menimbulkan suatu kenangan atau berita yang hebat atau bahkan sejarah, tapi saat pandemi gambar gedung tersebut menjadi suatu dokumentasi sejarah.

Apalagi, tambahnya, saat hanya ada foto belaka tanpa ada narasi suatu gambar atau foto pun hanya akan tampak sederhana belaka. Hal itu berbeda saat ada narasi dalam gambar atau foto itu, yang menceritakan Wisma Atlet merupakan tempat penampung puluhan ribu pasien teropr Covid terbesar di Asia Tenggara atau mungkin di Asia.

"Ini (gambar gedung Wisma Atlet) bukan a just another building, this is no group of towers, this is place of historis. Gambar gedung ini menjadi salah satu monumen Covid yang hari ini belum disadari, nanti gambar ini akan dikenang lintas zaman karena disinilah tempat berkumpulnya penyintas Covid paling banyak. Kalau suatu saat ada kunjungan ke museum tempat tinggal Covid, yah inilah tempatnya karena tak ada tenpat yang lebih banyak lagi dijadikan pengalaman, orang-orang punya pengalaman tinggal dua minggu di tempat itu," katanya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: