Perdana Bicara di Publik, Pemimpin Kudeta Myanmar: Kami Harus Mengarahkan Negara
Pemimpin kudeta Myanmar, Min Aung Hlaing pada pertemuan pertama pemerintahan barunya pada Selasa mengatakan, bahwa pengambilalihan kekuasaan di Myanmar oleh tentara tidak dapat dihindari.
Kudeta terhadap pemerintahan sipil Myanmar itu dilakukan oleh pihak militer setelah protes atas dugaan kecurangan pemilu tahun lalu, yang kasusnya telah dibubarkan oleh komisi pemilihan Myanmar.
Baca Juga: Bisakah Aksi Kudeta Militer Myanmar Menular ke Indonesia?
Tentara Myanmar, yang dikenal sebagai Tatmadaw, mengambil alih kekuasaan pada Senin 1 Februari 2021 dan menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
"Meskipun Tatmadaw sudah berulang kali telah meminta, jalur (kudeta) ini tak terelakkan untuk dipilih untuk negara. Sampai pemerintahan berikutnya dibentuk setelah pemilihan umum yang akan datang, kami perlu mengarahkan negara," kata Min Aung Hlaing seperti dikutip Reuters.
"Selama keadaan darurat, pemilihan umum dan penanggulangan Covid-19 masih ditetapkan sebagai prioritas," ujarnya.
Keberadaan Aung San Suu Kyi, pascapenangkapan dalam kudeta yang dilakukan militer pada Senin (1/2/2021), masih belum diketahui.
Keberadaan dan kondisi pemimpin terpilih Myanmar itu belum dipublikasikan sejak dia ditahan di Ibu Kota Naypyidaw oleh militer.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: