Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diserang Pandemi Juga Kudeta Militer, Puluhan RS di Myanmar Lakukan Pembangkangan Sipil

Diserang Pandemi Juga Kudeta Militer, Puluhan RS di Myanmar Lakukan Pembangkangan Sipil Dokter dan pekerja medis di Myanmar mogok kerja protes kudeta militer. | Kredit Foto: Nu.nl
Warta Ekonomi, Yangon -

Gerakan Pembangkangan Sipil Myanmar pada Rabu (3/2/2021), mengatakan staf di 70 rumah sakit dan departemen medis di 30 kota di seluruh Myanmar memutuskan berhenti bekerja untuk memprotes tindakan militer yang melakukan kudeta di negara itu.

Pernyataan yang diunggah di Facebook itu mengatakan tentara yang melakukan kudeta, telah menempatkan kepentingannya sendiri di atas rakyat Myanmar yang rentan dalam menghadapi kesulitan selama pandemi.

Baca Juga: Mentang-mentang Punya Hak Veto, China Terang-terangan Kasih Bekingan ke Myanmar!

"Kami menolak untuk mematuhi perintah apa pun dari rezim militer tidak sah yang menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati pasien kami," katanya, sebagaimana dilansir dari Reuters.

Militer Myanmar melancarkan kudeta pada Senin (1/2/2021) pagi dan menahan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan anggota senior Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya.

Militer mengumumkan keadaan darurat satu tahun di negara itu, bersumpah untuk "mengambil tindakan" terhadap dugaan penipuan pemilih selama pemilihan umum 8 November, yang dimenangkan oleh partai NLD.

Militer mengatakan mereka berkomitmen pada sistem demokrasi dan berjanji untuk mengadakan pemilihan yang baru dan adil ketika keadaan darurat berakhir.

Pada Senin, Suu Kyi menyerukan warga Myanmar untuk melakukan protes menentang kudeta tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di halaman Facebook ketuanya, Aung San Suu Kyi, NLD mengatakan bahwa tindakan militer itu tidak dapat dibenarkan dan bertentangan dengan konstitusi dan keinginan pemilih.

"Tindakan militer adalah tindakan untuk mengembalikan negara di bawah kediktatoran," kata NLD dalam sebuah pernyataan yang memuat nama pemimpin Aung San Suu Kyi sebagaimana dilansir Channel News Asia.

"Saya mendesak orang-orang untuk tidak menerima ini, untuk menanggapi dan dengan sepenuh hati untuk memprotes kudeta oleh militer."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: