Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Tengah Meriam Air Tentara, Para Biksu Myanmar Rela Turun ke Jalan

Di Tengah Meriam Air Tentara, Para Biksu Myanmar Rela Turun ke Jalan Kredit Foto: Reuters/Thar Byaw
Warta Ekonomi, Naypyitaw -

Polisi Myanmar menembakkan meriam air pada pengunjuk rasa anti-kudeta di ibu kota Naypyidaw. Ribuan orang Myanmar turun ke jalan untuk menentang pengambilalihan kekuasaan secara paksa yang dilakukan militer pekan lalu.

Dalam sebuah rekaman video terlihat polisi melepaskan tembakan  meriam air untuk membubarkan massa. Dalam video itu terlihat sejumlah demonstran terluka usai terpelanting terkena tembakan water canon.

Baca Juga: Rakyat Myanmar Kian Berani Tantang Militer, Api Semangat Sejak Puluhan Tahun

Polisi berhenti menggunakan senjata itu setelah pengunjuk rasa memintanya. Tetapi demonstrasi masih berlangsung.

Dalam unjuk rasa Senin (8/2/2021) sekelompok biksu jubah warna kuning ikut turun ke jalan bersama warga dan mahasiswa. Saksi mata mengatakan, para biksu itu mengibarkan bendera Buddha multiwarna berdampingan dengan spanduk warga merah, warna partai berkuasa National League for Democracy (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi yang masih ditahan bersama politisi terpilih lainnya.

"Bebaskan Pemimpin Kami, Hormati Pilihan Kami, Tolak Kudeta Militer," tulis salah satu spanduk unjuk rasa.

Gelombang unjuk rasa yang melanda Myanmar kali ini menjadi unjuk rasa terbesar sejak Revolusi Safron. Unjuk rasa anti-pemerintah Myanmar 2007 yang dipimpin biksu Budha pad 2007 dan membantu reformasi demokrasi yang dipatahkan kudeta militer 1 Februari lalu.

"Pengunjuk rasa dari setiap sudut Yangon, mari keluar dengan damai dan bergabung dengan pertemuan rakyat," kata aktivis Ei Thinzar Maung di akun Facebook miliknya.

Aktivis menggunakan VPN untuk menghindari blokir yang diterapkan pemerintah militer terhadap media sosial. Ribuan orang bergerak di kota pinggir pantai Dawei dan di Kachin. Mereka memakai pakaian serba hitam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: