Angka Kepuasan Publik Presiden Jokowi Turun, Istana Tak Ambil Pusing Sebab Masih Jadi Dambaan Rakyat
Parpol-parpol koalisi juga tidak khawatir dengan turunnya kepuasan publik terhadap Jokowi. Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid menyebut, hasil survei IPI justru bisa menjadi pelecut untuk bekerja lebih keras lagi. "Sekaligus jadi bahan evaluasi kebijakan, termasuk kinerja menteri," kata Wakil Ketua MPR ini, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Menurut Jazilul, kondisi saat ini tidak mudah. Ia mengibaratkan, Indonesia saat ini seperti peribahasa “sudah jatuh tertimpa tangga”. Krisis kesehatan dan ekonomi yang datang berbarengan belum tertangani dengan baik. Di saat yang sama, berbagai bencana melanda di sejumlah daerah.
Untuk mengatasi masalah ini, kata dia, tidak cukup hanya mengandalkan usaha. Tapi juga harus dengan doa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. “Sebagai negara yang berketuhanan, kami serukan taubat nasional dan introspeksi atas berbagai kesalahan kita," ajaknya.
Dari pihak oposisi, turunnya kepuasan publik terhadap Jokowi juga tidak jadi bahan ledekan. Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera justru berharap, hasil itu mendorong Pemerintah bisa bekerja lebih baik lagi. "Ambil langkah extraordinary, berani melakukan pembenahan fundamental dan betul-betul awasi para menteri," sarannya, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Mardani berharap, Jokowi tidak membiarkan ada menteri yang berkerja tidak optimal. Sebab, jika kinerja menteri kurang oke, Jokowi sendiri yang akan memikul akibatnya. “Ke depan, Pak Jokowi harus betul-betul ikut pendekatan scientific dalam menyelesaikan persoalan. Bukan keinginan satu, dua pihak," tandasnya.
Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio punya pandangan lain soal survei tingkat kepuasan yang dirilis IPI. Bos Lembaga Survei KedaiKOPI itu mengaku sudah lama meninggalkan kata kepuasan dalam survei.
"Yang kami cari adalah kenyamanan. Jadi, betul juga kalau Istana santai. Bahkan, juga santai saja kalau kepercayaan turun. Karena itulah dinamika demokrasi," ujar Hensat, sapaan akrab Hendri, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Sementara, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, wajar tingkat kepuasan publik turun. Sebab, penanganan pandemi Corona belum maksimal. Beda dengan sebelumnya, tingkat kepuasan terdongkrak karena pembangunan infrastruktur yang marak.
"Survei itu fluktuatif, tergantung isu yang berhembus. Trennya kerap berubah sesuai isu, nguntungin Jokowi atau tidak," jelas Adi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq