Pemerintah mendorong tumbuhnya industri di Sumatera Barat agar menyerap gas dari Lapangan Sinamar, Blok South West Bukit Barisan yang terletak di Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat.
Dengan pertumbuhan industri yang pesat tersebut, diharapkan produksi gas dari lapangan tersebut dapat dipercepat.
Baca Juga: Elnusa dan Schlumberger Lanjutkan Kerja Sama Jasa Hulu Migas
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengungkapkan, masih terbatasnya pembeli untuk Lapangan Sinamar menjadikan lapangan ini belum dapat diproduksikan.
Padahal, lapangan tersebut cadangannya termasuk menengah yaitu sebesar 245 BSCF (billion standard cubic feet) dengan potensi produksi sebesar 35 MMSCFD (million standard cubic feet per day) dan 800 barel kondensat per hari.
Rencananya gas dari Lapangan Sinamar yang dikelola PT Rizki Bukit Barisan (RBB) tersebut, akan mulai diproduksikan pada kuartal keempat tahun 2023 sebesar 2 MMSCFD. Gas yang akan diproduksikan akan digunakan untuk pembangkit listrik ke PLN dengan kapasitas 10 megawatt.
Tutuka melanjutkan, berbeda dengan minyak bumi, gas baru dapat diproduksikan apabila konsumennya telah tersedia.
"Potensi gas yang besar itu tidak akan dikeluarkan dari bawah tanah kecuali kalau ada pembeli. Menyimpan gas itu sangat susah. Jadi yang paling murah simpan aja di bawah tanah. Dengan demikian, produksi gas tergantung pihak-pihak di sini bagaimana mengembangkan gas tersebut," kata dia pada akhir pekan lalu.
Pertumbuhan industri di Sumatera Barat, lanjutnya, akan menyerap gas yang banyak. Industri juga akan membutuhkan listrik yang pembangkitnya berbahan bakar gas.
"Kita tahu di Sumatera Barat potensi pertanian juga besar. Kalau itu bisa dikembangkan akan menyerap produksi gas," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: