Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat utang pemerintah pada tahun 2020 memang meningkat. Terutama dalam penanganan wabah virus Covid-19.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan kenaikan utang pemerintah ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang menghantam Indonesia dan dunia. Adapun, selama setahun utang pemerintah meningkat hingga 8%.
"Kenaikan utang publik dan pemerintah akibat counter cycle selama setahun utang kita meningkat 8%," ujar Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (23/2/2021).
Baca Juga: Bukan Hartono Bersaudara, Apalagi Anthoni Salim! Ini Dia Orang Paling Tajir Versi Sri Mulyani
Dia membandingkan utang Indonesia masih lebih baik dibandingkan pada negara di lainnya. Lantaran kenaikan utang pada negara lainnya meningkat hingga 20%. Sebagai perbandingan kenaikan utang Amerika Serikat menngkat 22,5% sedangkan Jepang meningkat 28%.
"Tingkat utang dan tambahan utang publik Indonesia terjaga dan menjadi salah satu yang terendah," katanya.
Dia menambahkan pasar utang Indonesia memang belum sedalam negara maju. Lantaran Indonesia masuk sebagai negara berkembang yanh mana harus menjaga defisig fiskkalnya.
"Pasar utangnya belum sedalam negara maju. Kita enggak bisa membandingkannya karena kita harus menjaga fiskal kita untuk melihat secara teliti mana yang harus berdampak," tandasnya.
Sebelumnya, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV 2020 tercatat sebesar USD417,5 miliar atau Rp5.807,43 triliun (kurs Rp13.9100 per USD). Rinciannya terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar USD209,2 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD208,3 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: