Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Sawit, Guru Besar IPB: Minyak Sawit Kaya Gizi untuk Masyarakat

Dukung Sawit, Guru Besar IPB: Minyak Sawit Kaya Gizi untuk Masyarakat Pekerja memasukkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk di salah satu tempat penampungan di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, Sabtu (7/12/2019). Pedagang pengumpul mengaku, sejak dua pekan terakhir harga TBS kelapa sawit mulai membaik dari Rp700 per kilogram menjadi Rp1.210 per kilogram. | Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Minyak kelapa sawit memiliki potensi besar untuk memaksimalkan kebutuhan gizi masyarakat Indonesia dan dunia.

Secara garis besar, terdapat tiga keunggulan minyak sawit yakni bersifat versatile (produk serba guna), bebas asam lemak (trans-fat), dan kaya fitonutrien (vitamin A dan E).

Baca Juga: Rapolo Hutabarat: Kapasitas Oleokimia Berbasis Sawit Indonesia Terbesar di Dunia

Guru Besar IPB University, Purwiyatno Hariyadi mengungkapkan, kelapa sawit telah memberikan kontribusi tinggi bagi pemenuhan gizi di Indonesia dan dunia.

Hingga sekarang, sekitar 75 – 85 persen dari penggunaan minyak sawit ditujukan untuk sektor pangan. Kondisi ini menunjukkan peran penting minyak sawit sebagai sumber pangan untuk mencegah kelaparan sebagaimana tertuang dalam prinsip Sustainable Development Goals (SDG’s).

“Keunggulan minyak sawit punya keseimbangan saturated fats dan unsaturated fats. Tapi, keunggulan ini belum dikomunikasikan secara baik kepada masyarakat. Akibatnya, bermunculan isu negatif sawit dari aspek kesehatan. Oleh karena itu, dibutuhkan riset kuat untuk meng-counter isu tadi,” ujar Purwiyatno dikutip Kamis (25/02/2021).

Purwiyatno menjelaskan bahwa minyak sawit mempunyai peluang untuk menjawab kebutuhan bebas trans-fat, sesuai dengan larangan konsumsi trans-fat pada 2023 mendatang oleh WHO.

“Karena secara natural, minyak sawit itu trans-fat free. Untuk mencapai ini, WHO melakukan berbagai upaya lewat promosi dan menciptakan legislasi untuk menghindari lagi konsumsi trans-fat,” ujar Purwayitno.

Menurut Purwiyatno, kemampuan minyak sawit untuk dijadikan produk serba guna (versatile), bebas trans-fat, dan kaya fitonutrien belum menjadi perhatian pemerintah agar didukung melalui program dan kebijakan.

Sebagai contoh, para peneliti di Spanyol telah membuat konsensus bahwa tidak ada bukti yang mengaitkan konsumsi sawit dengan resiko kanker tinggi terhadap kematian manusia.

“Potensi sawit sangat tinggi peluangnya untuk menyelesaikan masalah SDG’s Indonesia. Syaratnya menjamin keamanan pangan. Ada program nasional bahwa minyak sawit di Indonesia mempunyai 3-MCPD dan GE rendah. Lalu, perlu mendorong riset. Dengan dukungan konsensus pakar untuk menyusun status sawit sebagai kandungan makanan dan kesehatan. Tujuannya menjadi referensi baik di dalam dan luar negeri," kata Purwayitno.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: