Menyambut Bonus Demografi dengan Pemerataan Fixed Broadband di Indonesia
Oleh: Don Rozano, General Manager Enciety Business Consult
Sisi lain dari adanya pandemi Covid-19 adalah makin mempercepat atau mengakibatkan lebih banyak aktivitas online yang dilakukan di rumah. Berbagai aktivitas di tengah situasi yang dinamis ini sangat bergantung kepada internet di mana saja dan kapan saja. Kebutuhan internet fixed broadband yang makin tinggi juga menyebabkan permintaan layanan internet yang prima, tidak hanya di kota besar, tapi juga di seluruh pelosok negeri dari Sabang hingga Merauke.
Berdasarkan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata (CAGR), data consumption di Indonesia 32,60% per tahun di atas CAGR secara global sebesar 26,40% per tahun. Pertumbuhan data consumption tersebut tidak sebanding dengan pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia, yaitu 12,14% per tahun. Penetrasi internet tahun 2019 sebesar 68,99% dari total populasi atau sekitar 184,94 juta jiwa. Sementara, pengguna fixed broadband sebesar 9,66 juta atau sekitar 3,60% terhadap total populasi penduduk Indonesia tahun 2019. Artinya, jangkauan fixed broadband masih belum merata ke daerah-daerah di Indonesia.
Baca Juga: Adu Cepat Internet Indonesia, Siapa Juara di Jaringan Mobile dan Tetap?
Menurut hasil Riset Enciety Business Consult di triwulan 4 tahun 2020 lalu, bagi penduduk di luar Jawa saat ini internet menjadi sarana penting bagi pemenuhan aktivitas belajar, bekerja atau bisnis, dan hiburan. Bahkan, utilitas internet untuk kebutuhan bekerja atau bisnis persentasenya cenderung lebih tinggi dibandingkan mereka yang tinggal di Pulau Jawa. Tentu hal ini menjadi pertanda baik bagi peningkatan produktivitas penduduk dan menjadi gambaran peningkatan aktivitas ekonomi di luar Pulau Jawa.
Tren ini harus terus didorong agar potensi yang ada di luar Jawa makin bisa terangkat. Di antaranya, dengan menyediakan kecepatan optimum untuk berbagai aktivitas online di luar Pulau Jawa. Kesetaraan untuk mendapat layanan internet menjadi salah satu fokus pemerintah. Namun, saat ini tidak semua penyedia layanan internet mempunyai misi dalam menyediakan dan memperluas layanan internetnya. Sebagian besar penyedia layanan internet hanya membangun jaringan fiber di lokasi-lokasi yang bisa memberikan keuntungan secara bisnis.
Berbeda dengan yang dilakukan oleh Telkom. Telkom patut diapresiasi melalui layanan fixed broadband unggulannya, yaitu IndiHome yang menyediakan akses internet dari Sabang sampai Merauke. Tak hanya itu, IndiHome juga disediakan dengan beragam kecepatan internet yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap aktivitas masyarakat.
Pada tahun 2030 sampai 2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun. Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk. Indonesia akan mendapatkan suplai tenaga produktif yang sangat melimpah. Masa bonus demografi merupakan momentum paling tepat guna memacu pertumbuhan ekonomi.
Bonus demografi menjadi kesempatan sekaligus tantangan besar bagi Indonesia. Stimulusnya melalui pemerataan jaringan internet yang menjadi salah satu jalan penting untuk mendorong produktivitas tenaga produktif yang melimpah. Karenanya, isu terkait layanan internet di Indonesia sebenarnya bukan pada kecepatan seperti yang saat ini diangkat oleh beberapa penyedia layanan akses broadband, melainkan pemerataan akses dan kesetaraan layanan untuk masyarakat. Sudah semestinya para internet service provider, ikut berperan dalam upaya pemerataan akses internet di Tanah Air.
Dari banyak sumber dapat diketahui bahwa Telkom melalui layanan fixed broadband IndiHome berperan aktif dalam mewujudkan pemerataan akses internet di seluruh penjuru nusantara dan terbukti dengan digelarnya jaringan fiber optik sepanjang 166.343 km atau setara dengan empat kali keliling bumi. IndiHome juga telah mencapai 85,4% marketshare di Indonesia. Hingga akhir tahun 2020 lalu, IndiHome telah tersedia di sekitar 96,5 persen dari 519 Kabupaten/Kota di Indonesia. Wujud nyata lainnya dari IndiHome untuk pemerataan internet di Indonesia dibuktikan dengan tergelarnya jaringan fixed broadband di 9 pulau terluar, yaitu Pulau Bintan, Pulau Karimun, Pulau Kei, Pulai Alor, Pulau Simeulue, Pulau Weh, Pulau Sebatik, Pulau Rote, dan Pulau Sabu.
Di sisi lain, penyedia layanan internet broadband seperti FirstMedia dengan marketshare 6,9 persen, myRepublic 2,8%, Biznet 2,5%, MNCPlay 1,7%, dan yang lainnya diharapkan juga mau dan giat untuk menggarap pasar di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Tanah Air. Sudah seharusnya semua internet service provider di Indonesia juga ikut berkontribusi nyata dalam menggarap pasar di 3T.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum