Diproduksi Saat Pandemi, The Apprentice Dianggap Sebagai Sebuah ‘Keajaiban’
Program reality show terbaru hasil produksi ONE Championship bertajuk ‘The Apprentice: ONE Championship Edition’ bakal segera tayang pada Maret 2021 mendatang. Meski diakui bahwa konsep program tersebut didasarkan pada franchise televisi non-skrip populer dari AMerika, namun The Apprentice diklaim bakal menawarkan pengalaman tontonan yang baru dan sama sekali berbeda disbanding versi klasik Amerikanya. Terlebih, seluruh proses produksi film di Singapura yang dilakukan bersamaan dengan kondisi pandemi COVID19 juga bakal menjadi pembeda, dan bahkan disebut sebagai sebuah ‘keajaiban produksi’. “Itu sangat sulit tentu saja, dan tanggung jawab tinggi di pundak kami untuk memastikan bahwa kami dapat melakukannya dengan benar. Produksi tersebut adalah yang terbesar di kawasan ini pada saat itu, dan kami harus memastikan bahwa kami telah menetapkan standar keselamatan, ” ujar Founder Refinery Media, Karen Seah, dalam keterangan resminya, Jumat (26/2).
Karen mengungkapkan bahwa pelaksanaan produksi yang berjalan dengan baik dan benar merupakan sebuah keharusan. Meski sebenarnya ada banyak keterbatasan yang membuat banyak hal menjadi sulit dan lebih lama untuk dieksekusi. “Karena itu kami menganggap ini sebuah keajaiban produksi. Kami sangat bangga dengan apa yang telah kami capai, dan kami melakukannya dengan sangat baik. Ini memberi saya banyak optimisme untuk produksi masa depan di Singapura,” tutur Karen.
ONE Championship dan Refinery Media bekerja secara ekstensif dengan pemerintah Singapura, khususnya Singapore Tourism Board (STB) dalam menyusun serangkaian protokol kesehatan dan medis untuk menjaga para peserta, kru, dan tamu agar semuanya relatif aman dari paparan COVID-19 karena mereka memfilmkannya di berbagai lokasi ikonik di Singapura. Tamu di acara tersebut termasuk CEO terkenal seperti Eric Yuan dari Zoom, Anthony Tan dari Grab, dan Patrick Grove dari Catcha Group, serta legenda seni bela diri seperti Georges St-Pierre dan Renzo Gracie.
Menurut KAren, logistik yang diperlukan untuk mendatangkan semua tokoh terkenal ini dari seluruh dunia ke Singapura, selain 16 kandidat acara yang mewakili 11 negara, sangatlah kompleks namun efektif. Seluruh tim wajib memakai masker dan APD lainnya, terutama tim kameraman dan tim suara di bawah terik suhu yang sangat panas, dan terkadang berlari dengan kontestan. “Aturan seperti ini berlaku untuk kami, tetapi tidak untuk orang biasa yang pergi joging atau berolahraga. Kelihatannya sangat sulit, tapi kami perlu mengesampingkan ketidaknyamanan kami untuk memastikan pertunjukan itu diproduksi. Terlepas dari kesulitan, selalu ada titik peluang bagi mereka yang dapat melihat potensi dalam apa yang kami lakukan, dan bersedia mengambil risiko dan berkorban. Saya tidak peduli seberapa sulit dan menakutkan seluruh produksi yang akan terjadi, saya hanya ingin memastikan bahwa kami akan melampaui semua ekspektasi secara kreatif dan visual,” tegas Karen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma
Tag Terkait: