Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin meminta agar pembangunan kawasan industri halal (KIH) maupun zona halal yang sudah ada di berbagai daerah dioptimalkan.
Hal itu terutama ditujukan untuk KIH yang telah ditetapkan Kementerian Perindustrian seperti Safe and Lock Halal Industrial Park (HIP) di Sidoarjo, Jawa Timur. Wapres pun meminta agar Pemerintah Daerah Jawa Timur (Pemda Jatim) memastikan fasilitas-fasilitas pendukungnya.
Baca Juga: Ketika Daging Bikin Menteri BUMN Erick Thohir Sedih: Padahal Industri Halal Potensial
"Saya mengharapkan agar Pemerintah Daerah Jawa Timur dapat segera mendorong agar semua fasilitas yang dibutuhkan di dalam suatu kawasan industri halal dapat segara terpenuhi," kata Ma’ruf pada webinar nasional "Menyongsong Era Halal Industri Jawa Timur" pada Rabu (3/3/2021).
Ma'ruf menjelaskan, berbagai fasilitas pendukung yang harus disediakan di KIH tersebut, antara lain, lembaga pemeriksa halal termasuk ketersediaan penyelia halal, laboratorium, instalasi pengolahan air baku halal, layanan keuangan syariah, dan fasilitas lainnya.
Menurut Ma'ruf, pengembangan kawasan industri halal tidak berhenti setelah ditetapkan. Justru tantangan sesungguhnya adalah pascapenetapan dan pembentukan KIH. Ia menilai, Provinsi Jawa Timur memiliki daya saing industri karena tersedianya sumber daya manusia yang baik, sumber daya alam yang melimpah, serta tersedianya infrastruktur jalan, pelabuhan dan bandara yang memadai.
Wapres juga berharap Pemda Jatim memanfaatkan peluang tersebut dengan aktif mempromosikan kawasan industri halal di Sidoarjo dan memberikan berbagai kemudahan agar para investor dapat segera beroperasi di kawasan ini.
"Untuk Pemerintah Daerah Jawa Timur bersama pengelola kawasan industri halal, saya harapkan agar dapat lebih gencar mempromosikan dan mengundang pelaku usaha agar kawasan industri halal ini secepatnya beroperasi dan menyerap tenaga kerja," imbaunya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Drajat Irawan mengungkapkan, potensi industri yang bisa didorong dengan sertifikasi halal antara lain industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil (TPT), dan kosmetik.
Sebagai contoh, total ekspor makanan dan minuman Jatim ke 10 negara muslim dunia berdasarkan data Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian pada Oktober 2020 sebesar US$252,14 juta atau 17,31% dari total ekspor makanan dan minuman Jatim.
"Ternyata peluang ekspor kita ke negara-negara muslim ini memang banyak didominasi oleh industri makanan minuman sehingga ini menjadi bagian penting untuk mendorong ekspor kita yang selama ini tidak diisi oleh Indonesia, justru oleh Brazil dan Australia," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum