Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serem Banget! Seperti di Film, Orang Terkaya India Diteror Lewat Bom, Teka-tekinya Misterius!

Serem Banget! Seperti di Film, Orang Terkaya India Diteror Lewat Bom, Teka-tekinya Misterius! Kredit Foto: REUTERS/Francis Mascarenhas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keluarga orang terkaya India, Mukesh Ambani pada 25 Februari lalu diteror dengan bom. Dilaporkan bahwa sebatang gelatin bersama bahan peledak ditemukan di dalam sebuah mobil yang terparkir di dekat rumah Ambani.

Dilansir dari Business Insider di Jakarta, Jumat (12/3/21) untuk diketahui, Ambani bersama keluarganya tinggal di rumah mewah yang dikenal sebagai rumah Antilia di Mumbai. Rumah 27 lantai itu dibangun Ambani sebanyak USD1 miliar (Rp14,2 triliun) dan menjadi rumah termahal di dunia.

Baca Juga: Tajirnya Gak Ada Obat! Mukesh Ambani Sang Taipan India Kembali Jadi Orang Terkaya di Asia

Saat kejadian tersebut, sebuah mobil SUV jenis Scorpio ditemukan terparkir di dekat rumah Ambani. Mobil tersebut ditemukan tanpa pengemudi dan hanya berisi bahan peledak serta sepucuk surat ancaman.

Sayangnya, hingga kini, kasus tersebut belum terpecahkan dan menjadi kontroversi. India Today melaporkan bahwa kasus teror ini turut melibatkan komite investigasi India, The National Investigation Agency (NIA).

Setelah itu, banyak hal yang mencurigkan. Kepolisian menemukan bahwa mobil tersebut merupakan milik pelatih renang bernama Mansukh Hiren. Pria tersebut tinggal di kota Thane, kota yang bertetangga dengan Mumbai.

Namun, Hiren tak tahu apa-apa terhadap teror tersebut. Pasalnya, mobil berisi bom itu sudah hilang seminggu sebelum teror terjadi yakni sekitar tanggal 17 Februari. Awalnya, Hiren mengaku berniat menjual mobil tersebut. Sayangnya, hilang saat ia memarkir mobil di salah satu jalan kota Mumbai karena mogok.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: