Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: Anthony Pratt, Pemilik Harta Rp156 Triliun Berkat Bisnis Daur Ulang

Kisah Orang Terkaya: Anthony Pratt, Pemilik Harta Rp156 Triliun Berkat Bisnis Daur Ulang Kredit Foto: Office of Communications/Tom Witham

Pratt Industries dikenal sebagai Visy di AS, dan jumlah karyawan Amerika mereka lebih banyak daripada yang dipekerjakan di bisnis Australia lainnya.

Selama 15 tahun berikutnya, Pratt Industries tumbuh 15 kali lipat dalam penjualan dan pendapatan, melalui inisiatif greenfield dan akuisisi beberapa perusahaan manufaktur bergelombang yang sekarang menjadi jantung Pratt Industries.

Pendapatan perusahaan tumbuh dari USD100 juta pada tahun 1991 menjadi USD3 miliar pada tahun 2016. Selama waktu itu, Pratt Industries tumbuh dari produsen kotak terbesar ke-46 di AS menjadi terbesar ke-5.

Ini adalah satu-satunya perusahaan papan wadah kertas besar yang 100 persen didaur ulang. Pada 2013, Walikota Kota New York Michael Bloomberg memberi Pratt proklamasi yang mendeklarasikan 17 September 2013 sebagai Hari Industri Pratt.

Pada tahun 2016, Pratt dianugerahi Penghargaan RISI North American Packaging CEO of the Year Award. Pada tahun yang sama, Pratt membuka 100% pabrik kertas daur ulang di dekat Chicago, menambah kekayaannya sekitar USD1 miliar.

Pada bulan Maret 2017, Pratt membuka pabriknya yang ke-68, sebuah pabrik pembuatan kotak, dengan Gubernur Wisconsin Scott Walker di Beloit. Pada 4 Mei 2017, Pratt berjanji di hadapan Presiden Donald Trump untuk menginvestasikan USD2 miliar untuk menciptakan 5.000 pekerjaan manufaktur bergaji tinggi selama 10 tahun terutama di Midwest.

Pada Agustus 2017, di hadapan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, Pratt membuat janji serupa yakni investasi lebih lanjut sebesar AUD2 miliar di Visy Australia untuk menciptakan 5.000 pekerjaan manufaktur Australia. Pada minggu yang sama Pratt, berjanji untuk memberikan AUD1 miliar untuk amal sebelum dia meninggal.

Meskipun Pratt tetap menjadi Ketua dari cabang bisnis di Amerika, namun ia kembali ke Australia untuk mengambil alih sebagai Ketua Eksekutif Visy setelah kematian ayahnya, Richard, pada tahun 2009. Peringkat indeks reputasi perusahaan Visy pun naik dari 43 menjadi 3 antara 2009 dan 2011. Karena itulah, tak aneh kekayaannya mencapai USD10,8 miliar atau setara dengan Rp156 triliun.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: