- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Saham Astra Ngamuk 5 Hari Berturut-Turut, Lo Kheng Hong Effect atau Justru.....
Saham PT Astra International Tbk (ASII) mengamuk selama lima hari perdagangan bursa berturut-turut, sejak Jumat (12 Maret 2021) hingga Kamis (18 Maret 2021). Dilansir dari RTI, akumulasi penguatan harga saham Astra mencapai 5,99% dalam sepekan terakhir.
Perdagangan bursa hari ini, Kamis, 18 Maret 2021, menjadi momen kenaikan harga saham Astra yang paling besar, mencapai lebih dari 3%. Saham Astra dibuka hijau di level Rp5.675 per saham pagi tadi dan terus bergerak hingga ke level tertinggi di Rp5.800 per saham. Baca Juga: Semua Ada di Tangan Anies! Jual Saham Perusahaan Bir, Rezeki Nomplok Rp800 Miliar di Depan Mata!
Pada penutupan sesi pertama, saham Astra terparkir dengan apresiasi 3,14% ke level Rp5.750 per saham. Aktivitas perdagangannya pun ramai, yakni ada 55,44 juta saham Astra yang diperdagangkan sebanyak 14.666 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp317,30 miliar. Per jeda siang ini, nilai beli bersih atas saham Astra mencapai Rp55,71 miliar. Baca Juga: Kompak Se-Asia, IHSG Perkasa Tiada Tara pada Penutupan Sesi I
Lonjakan harga tersebut terjadi hampir bersamaan dengan momen Lo Kheng Hong menyebut bahwa kinerja Astra lebih baik daripada Tesla Inc, perusahaan raksasa otomotif milik Elon Musk. Secara terbuka, Lo Kheng Hong mengatakan hal itu dapat dilihat berdasarkan indikator laba bersih.
Sepanjang tahun 2020, Astra membukukan laba sebesar US$1,29 miliar atau setara dengan Rp18,57 triliun. Nilai tersebut memang lebih besar daripada laba yang dikantongi Tesla sepanjang tahun 2020 lalu yang sebesar US$721 juta atau setara dengan Rp10,31 triliun.
"Lihat laba Tesla tahun 2020 sebesar US$ 721 juta. Ternyata laba Astra lebih besar lebih dari 60 persen dari Tesla. Tesla tahun 2019 rugi US$ 862 juta," tegas Lo Kheng Hong dilansir pada Kamis, 18 Maret 2021.
Bukan cuma itu, masih ada sentimen lain yang turut mendongkrak harga saham Astra dalam beberapa hari terakhir. Saat ini, pemerintah tengah menggarap rencana perluasan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil hingga 0%.
Atas rencana tersebut, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk memasukkan mobil bermesin besar hingga 2.500 cc ke dalam program relaksasi pajak tersebut. Adapun mulai awal Maret 2021, pemerintah sudah menggelar program relaksasi PPnBM atas mobil bermesin di bawah 1.500 cc.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih