Token Crypto biasanya dibuat, didistribusikan, dijual, dan diedarkan melalui proses standar Initial Coin Offering (ICO) yang melibatkan crowdfunding untuk mendanai pengembangan proyek.
Aset kripto ini sering berfungsi sebagai unit transaksi di blockchain yang dibuat menggunakan template standar seperti yang ada pada jaringan Ethereum yang memungkinkan pengguna membuat token. Blockchain semacam itu bekerja pada konsep kontrak pintar atau aplikasi yang terdesentralisasi, di mana kode yang dapat diprogram dan dijalankan sendiri digunakan untuk memproses dan mengelola berbagai transaksi yang terjadi di blockchain.
Untuk Apa Token Kripto Diciptakan?
Sebagian besar token tersedia untuk digunakan dengan aplikasi terdesentralisasi, atau dApps. Saat pengembang membuat token mereka, mereka dapat memutuskan berapa banyak unit yang ingin mereka buat dan ke mana token baru ini akan dikirim setelah dibuat. Mereka akan membayar beberapa mata uang kripto asli di blockchain tempat mereka membuat token pada saat itu. Setelah dibuat, token sering kali digunakan untuk mengaktifkan fitur aplikasi yang dirancang untuknya.
Misalnya, Musicoin adalah token yang memungkinkan pengguna untuk mengakses berbagai fitur di platform Musicoin. Ini bisa berupa menonton video musik atau streaming lagu. Binance (platform trading) juga memiliki tokennya sendiri. Ketika pengguna berdagang dengan BNB (token dari Binance), biayanya 50% lebih sedikit.
Beberapa token dibuat untuk tujuan yang berbeda, misalnya untuk mewakili benda fisik. Contohnya ketika Anda ingin menjual rumah menggunakan kontrak pintar. Anda tidak dapat secara fisik memasukkan rumah Anda ke dalam kontrak pintar, bukan? Tidak. Jadi, sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan token yang mewakili nilai dari rumah Anda.
Token listrik dari PLN adalah salah satu contoh yang bagus dari token kripto yang mewakili benda fisik di Indonesia, karena token tersebut itu mewakili jumlah tegangan listrik yang ada di sebuah properti. Token listrik PLN adalah dApp yang memungkinkan pengguna membeli dan menjual listrik di blockchain menggunakan kontrak pintar. Token listrik PLN mewakili sejumlah energi yang akan disalurkan ke rumah seseorang yang membeli token tersebut.
Bagaimana Cara Kerja Token Kripto?
Setiap token cryptocurrency merepresentasikan barang yang dapat diperdagangkan. Ini dapat berupa koin, poin, sertifikat, item dalam game, dan lainnya. Artinya, token kripto dapat digunakan untuk mewakili saham di perusahaan atau dapat digunakan sebagai hak suara komite pusat.
Mereka sering digunakan untuk mengumpulkan dana dalam crowdsale. Itulah mengapa banyak orang menyebutnya sebagai cryptocurrency asset atau aset crypto dan ekuitas crypto.
Pengembang token digital tertentu dapat memutuskan untuk menerbitkan token mereka di bursa mata uang kripto. Dengan cara ini, pengguna dapat membeli dan menjual token yang telah diselesaikan oleh penawaran awal.
Token yang dibuat oleh Ethereum dapat dibekukan jika terjadi sesuatu, seperti peretasan atau implikasi dari peraturan pemerintah. Ini berarti bahwa tidak ada token cryptocurrency yang dapat dipindahkan hingga pembekuan itu terjadi.
Token kripto saat ini bersifat niche dan kontroversial. Jika tren saat ini terus berlanjut, mereka akan segera dilihat sebagai terobosan dalam desain dan pengembangan jaringan terbuka. Hal ini dimungkinkan dengan menggabungkan manfaat sosial dari protokol terbuka dengan keuntungan finansial dan arsitektural dari jaringan berpemilik. Mereka juga merupakan perkembangan yang sangat menjanjikan bagi mereka yang berharap agar internet tetap dapat diakses oleh wirausahawan, pengembang, dan pencipta independen lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: