Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bio-CNG dari Limbah Sawit, DSNG Targetkan Kurangi Emisi GRK 400 Ribu Ton

Bio-CNG dari Limbah Sawit, DSNG Targetkan Kurangi Emisi GRK 400 Ribu Ton Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan kembali membangun enam pabrik Bio-CNG baru dalam dua tahun ke depan dengan total investasi yang disiapkan perusahaan mencapai US$47 juta atau sekitar Rp676,8 miliar (kurs Rp14.400). Perlu diketahui, pabrik Bio-CNG merupakan pabrik yang menghasilkan listrik dengan memanfaatkan limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

Sebelumnya, pada September 2020 lalu, DSNG telah melakukan commissioning pabrik Bio-CNG pertama yang berlokasi di Muara Wahau, Kalimantan Timur, yang juga merupakan pabrik Bio-CNG yang pertama di Indonesia.

Baca Juga: Potensi Ekonomi Lidi dan Pelepah Sawit di Riau Mulai Dilirik

Pabrik Bio-CNG pertama yang dibangun dengan memanfaatkan limbah cair dari satu PKS dengan kapasitas olah 60 ton TBS/jam ini akan menciptakan pengurangan emisi gas rumah kaca setara 50.000 ton CO2; setara dengan penanaman lebih dari 800.000 pohon atau berkurangnya 11.000 unit kendaraan penumpang atau setara dengan melakukan daur ulang atas 17.000 ton sampah.

Pabrik Bio-CNG ini telah menghasilkan listrik dengan kapasitas 2x600 kW sehingga total power yang dihasilkan sebesar 1,2 MegaWatt. Energi listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk proses pengolahan Palm Kernel di Kernel Crushing Plant (KCP) serta proses Produksi Bio-CNG Plant ini sendiri.

Adapun sisa kelebihan biogas akan dikompres menjadi Biomethane Compressed Natural Gas dengan kapasitas 280 m3 per jam untuk kemudian disimpan dan dikemas di dalam tabung. Bio-CNG yang telah dikemas di dalam tabung tersebut akan didistribusikan menggunakan truk yang juga menggunakan bahan bakar Bio-CNG ke seluruh emplasmen (perumahan karyawan) dan PKS lainnya di areal operasional DSNG di Muara Wahau sebagai bahan bakar pembangkit listrik menggantikan bahan bakar konvensional berbahan bakar solar.

Dengan beroperasinya pabrik Bio-CNG pertama, DSNG mampu menghemat sedikitnya 2 juta liter solar per tahun, yang selama ini dipakai sebagai bahan bakar genset di pabrik kelapa sawit dan pabrik kernel.

Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, mengatakan bahwa pembangunan pabrik Bio-CNG baru tersebut menunjukkan keseriusan DSNG dalam menerapkan konsep circular economy dengan mengurangi limbah hasil produksi industri kelapa sawit, sekaligus menekan emisi gas rumah kaca dan menghemat penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan. Dengan demikian, menurut Andrianto, dalam tiga tahun ke depan, DSNG akan memiliki tujuh pabrik Bio-CNG yang dapat menghemat penggunaan solar sekitar 16 juta liter per tahun, dengan pengurangan emisi gas rumah kaca setara 400.000 ton CO2 per tahun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: