KKP Gandeng Pemkab Lombok Timur Bangun Sentra Industri Budi Daya Lobster Nasional
Kebijakan menyetop perizinan ekspor benih bening lobster (BBL) ditegaskan Menteri Trenggono saat melakukan serangkaian kunjungan kerja di Lombok, Provinsi NTB beberapa waktu lalu.
"Saya meminta nelayan untuk tidak menjual BBL pada oknum yang melakukan ekspor ilegal dan memperkaya orang luar negeri. Lobster ini kekayaan kita. Jika ada yang melakukan hal tersebut, akan saya lawan, kecuali untuk budi daya pasti saya dukung sampai mati," tegas Menteri Trenggono saat berdialog dengan nelayan dan pembudi daya lobster di Teluk Awang, Lombok Tengah.
Baca Juga: KKP-Polri Perkuat Pengawasan Cegah Penyelundupan Benih Lobster
Sebagai informasi, khusus untuk Kabupaten Lombok Timur, berdasarkan peta potensi luasan lahan budi daya laut yang tertera di RZWP3K, yang berpotensi untuk digunakan sebagai lahan budi daya lobster sebesar 30% dari luasan total. Luas lahan potensial budi daya lobster di masing-masing kawasan sebesar: Teluk Jukung = 643 ha dan Teluk Ekas = 732 ha.
Adapun besaran pemanfaatan area untuk budi daya lobster yang existing di masing-masing kawasan adalah sebagai berikut: Teluk Jukung sebesar 6,6% dan Teluk Ekas 2,2%, dengan total eksisting kelompok pembudi daya dan jumlah lubang/petak KJA sebanyak 147 kelompok sebanyak 8.438 lubang.
Siap Tingkatkan Daya Saing Ekspor Hasil Budi Daya
Merujuk pada data yang dirillis International Trade Center/ITC (2020), selama 5 tahun terakhir (2015-2019) Vietnam mencatat pertumbuhan volume ekspor lobster yang signifikan, yakni 77,59% per tahun. Lonjakan volume ekspor tersebut terjadi tahun 2019, yakni 1.120 ton dengan nilai mencapai US$24,95 juta dan hampir seluruhnya berasal dari hasil budi daya. Ironisnya, sekitar 80% benih BBL merupakan hasil importasi dari Indonesia.
Sementara, dalam kurun waktu sama, volume ekspor lobster Indonesia mencapai 1.615 ton senilai US$33,29 juta dengan pertumbuhan rata rata minus (-20,42%) per tahun. Di mana, volume tersebut didominasi dari hasil tangkapan. Kebijakan menyetop ekspor BBL dan menggenjot industri budi daya oleh Menteri Trenggono akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk merebut pangsa pasar global yang ada.
KKP akan mendorong terobosan pada strategi besar, yakni peningkatan produktivitas, efisiensi produksi, penataan tata niaga yang lebih efisien, serta penegakan hukum aktivitas ekspor BBL. Keempat strategi ini ditargetkan akan tuntas dalam waktu dekat dan diharapkan memberikan daya ungkit terhadap daya saing kompetitif ekspor lobster Indonesia. Saat ini, pangsa pasar lobster dunia diperkirakan mencapai US$4,43 miliar dan diprediksi akan terus meningkat.
"Saya kira ini peluang yang bisa ditangkap Indonesia. Di saat semua negara mengandalkan pada tangkapan alam, kita akan mulai fokus pada budi daya yang lebih sustain termasuk riset di bidang breeding," tegas Slamet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: