Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu EduTech?

Apa Itu EduTech? Kredit Foto: Zenius

EduTech Sebagai Bentuk Efisiensi Anggaran Pendidikan

Sistem pendidikan tradisional pada dasarnya tidak efisien. Di seluruh dunia, gabungan industri pendidikan dan pelatihan telah menghabiskan lebih dari 4 triliun dolar As, mewakili peningkatan besar sebanyak 84 persen sejak tahun 2000. Meskipun demikian, tingkat literasi di Indonesia masih stagnan, sementara diperkirakan sekitar 85 persen dari setiap rupiah yang dikeluarkan sebagai anggaran pendidikan telah dihabiskan untuk membuat gedung sekolah serta membayar tenaga pengajar.

Oleh karena itu, hubungan antara peningkatan anggaran pendidikan dan kinerja pendidikan dirasa kurang efesien, dan pengurangan anggaran yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan tradisional merupakan peluang yang jelas bagi EduTech. Hal ini terutama berlaku untuk melakukan metode e-learning, yang mampu untuk menyampaikan satu-ke-banyak murid dengan basis anggaran yang minim. Contoh saja model pengajaran atau kursus melalui aplikasi teleconference yang digunakan saat ini seperti Zoom dan Google Meet.

Namun, efisiensi biaya bukan hanya domain dunia e-learning saja. Layanan broadband yang andal dan adopsi teknologi lain seperti Cloud telah memfasilitasi kebijakan seperti Bring Your Own Device (BYOD) di sekolah, yang memungkinkan siswa untuk menggunakan peralatan mereka sendiri. Akibatnya, lebih sedikit anggaran yang dihabiskan dalam menyediakan hardware yang mapan untuk sekolah.

Berbagai Hambatan Dalam Menerapkan EduTech

Banyak hambatan dalam sistem EduTech jika kita melihat lebih jauh ke masa depan di mana seluruh kursus berpotensi untuk dikelola oleh software. Saat ini, banyak orang yang menggunakan analitik untuk menilai kompetensi siswa di berbagai sektor kurikulum, memungkinkan siswa untuk bergerak maju lebih cepat di beberapa area sambil meluangkan lebih banyak waktu untuk memperkuat kelemahan mereka. Saat setiap siswa mengerjakan kurikulum yang telah disesuaikan, guru bertindak sebagai fasilitator dan pemecah masalah dengan wawasan yang telah diberikan oleh software berbasis EduTech untuk dapat melihat seberapa besar kekuatan dan kelemahan siswa tersebut.

Dalam praktiknya, EduTech masih dalam tahap awal pengembangan bahkan untuk mata pelajaran dasar sekalipun seperti matematika atau keterampilan membaca. Ada berbagai tantangan desain untuk EduTech. Rintangan terbesar adalah menyesuaikan gaya belajar yang berbeda di setiap kelas. Saat ini EduTech biasanya dikirimkan melalui laptop atau tablet, sehingga diharapkan dapat menghasilkan pengalaman belajar yang maksimal. Kritikus telah mencatat bahwa gaya belajar ini dapat membuat jenis pelajar lain yang memiliki gangguan pendengaran dan kinestetik misalnya, berada dalam posisi yang kurang menguntungkan. Seperti halnya bidang pengembangan teknologi baru lainnya, EduTech akan semakin sering digunakan dan semakin banyak feedback yang didapat.

Namun, EduTech akan menghadapi kendala sosial lainnya. Siswa, dan terlebih lagi orang tua murid, berharap kepada guru untuk menciptakan lingkungan sosial yang memungkinkan pembelajaran kelompok dan dinamika lain yang saat ini tidak berada dalam lingkup EduTech. Ruang kelas di masa depan mungkin sangat bergantung pada EduTech untuk melakukan tugas berat, tetapi banyak orang tua dan pendidik masih melihat nilai dalam lingkungan kelompok yang terpisah dari tujuan akademis murni. Para pengembang sistem ini mengatakan bahwa seperti banyak inovasi dalam bidang pendidikan lainnya, EduTech berusaha untuk memperbaiki model yang ada daripada menggantikannya model it seluruhnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: