Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ingin Tanaman Cepat Berbuah? Gunakan Pupuk Hayati Dinosaurus Berteknologi Mikroba

Ingin Tanaman Cepat Berbuah? Gunakan Pupuk Hayati Dinosaurus Berteknologi Mikroba Kredit Foto: Pupuk Hayati Dinosaurus
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam berbisnis agrikultur, penggunaan pupuk hayati di masa sekarang ini menjadi pilihan yang mutlak bagi para petani maupun masyarakat yang ingin bercocok tanam. Pupuk Hayati Dinosaurus yang terbuat dari bahan organik dan menggunakan teknologi mikroba dinilai efektif meningkatkan hasil panen pertanian.

Pupuk Dinosaurus merupakan pupuk konsentrat hayati yang berbentuk cair yang telah difermentasikan dari bahan-bahan alami seperti buah-buahan yang mengandung unsur-unsur hara makro dan mikroba atau bakteri baik untuk pertumbuhan tanaman.

Baca Juga: Program Agrosolution Milik Pupuk Indonesia Terbukti Tingkatkan Hasil Panen Petani

Tidak hanya meningkatkan secara kuantitas, namun juga kualitas panen, serta ketahanan tumbuhan terhadap hama. Selain itu, Pupuk Dinosaurus bisa digunakan di lahan kritis dan dapat juga digunakan untuk bercocok tanam di dalam rumah.

Co-Founder Pupuk Dinosaurus, Freddy Wijaya mengatakan bahwa hasil panen akan meningkat karena adanya mikroba baik dan unsur yang terdapat dalam Pupuk Hayati Dinosaurus.

Bakteri baik juga menyuburkan tanah dengan mengurai unsur penting yang diperlukan dalam proses pertumbuhan, serta tanah yang subur dapat meningkatkan hasil panen dengan maksimal.

"Pupuk Dinosaurus ini untuk semua jenis tanaman apa saja bisa. Untuk padi, singkong, kedelai, kacang-kacangan, umbi-umbian, sayuran juga, buah-buahan, perkebunan, kelapa sawit, pohon hias juga terutama. Karena yang kita perbaiki itu tanahnya," kata Freddy saat konferensi pers di Kebun Pupuk Dinosaurus, Rabu (31/3/2021).

Freddy membeberkan, dalam prosesnya pupuk hayati Dinosaurus menyuburkan tanah secara alami. Hal ini berbeda dengan pupuk kimia yang hanya melengkapi unsur tanpa menyuburkan tanah yang mengakibatkan tanah menjadi rusak dalam penggunaan jangka panjang.

"Pada prinsipnya pupuk hayati ini lebih ke dapurnya kita ngasih bakterinya, kita ngasih organisme, memperbaiki lagi ekosistemnya, itulah yang nanti akan bekerja menyediakan lagi unsur-unsur hara yang sudah ga ada tadi," katanya.

Pupuk hayati Dinosaurus, kata Freddy, ada yang dalam bentuk cair sehingga mudah penggunaannya. Saat digunakan bisa dicampur air dengan perbandingan 1:40, lalu semprot ke tanaman dan juga tanah di sekelilingnya. Pada pertumbuhan awal tanaman yang masih muda, pupuk ini bisa dipakai lebih intensif, yaitu sekali seminggu dalam dua bulan. Namun, apabila sudah besar, digunakan cukup 2-3 kali dalam sebulan.

“Jika sudah memiliki tanaman yang besar namun terlihat sakit dan sulit berbuah, pupuk hayati Dinonsaurus juga dapat memperbaikinya. Siramlah dengan intensif pada tanaman, yaitu tiga hari sekali dalam dua bulan,” kata Freddy.

Freddy menuturkan, selain untuk bertanam di rumah, Dinosaurus juga sudah diaplikasikan oleh berbagai pengusaha perkebunan, serta petani lokal. Melalui pengembangan pupuk kearifan lokal yang didukung oleh penelitian, ilmu pengetahuan dan bioteknologi, pupuk Dinosaurus berusaha untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan Petani Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: