Keempat, kami mengajak seluruh komponen masyarakat dan umat beragama di provinsi papua untuk menolak segala bentuk eksploitasi isu sara, intoleransi, radikalisme dan terorisme.
Kelima, agar terorisme dan radikalisme tidak berkembang di Indonesia, kami mengharapkan agar pemerintah melakukan seleksi atas sekte-sekte atau bidat-bidat yang ada serta menindak tegas lembaga yang tidak sesuai dengan hukum perundang-undangan yang berlaku.
Ketua FKUB Papua, Pdt. Lipiyus Biniluk memberi apresiasi kepada Kepolisian Republik Indonesia dimana begitu terjadi ledakan di makasar beberapa hari lalu, langsung bisa mengungkap aktor dibalik aksi yang tidak manusiawi tersebut.
"Saya percaya kemampuan TNI-Polri sanggup untuk mengatasi aksi terorisme di negeri ini dan tentu hal ini didukung oleh semua tokoh lintas agama. Khusunya di Papua, kita semua sudah sepakat jika ada indikasi keberadaan kelompok atau oknum radikalisme dan terorisme tersebut maka semua komponen ini akan ambil sikap dalam hal ini akan dipulangkan diatas tanah ini," kata Pdt. Lipiyus.
Sementara Ketua MUI Papua, KH. Syaiful Islam Al Payage tegas mendukung penuh pihak kepolisian untuk mengusut tuntas dibalik peristiwa terorisme termasuk unsur-unsur yang terlibat.
Dia juga tegas menyebut, pelaku teror bom bunuh diri tidak ada kaitannya dengan ajaran agama Islam. Bahkan, MUI telah mengeluarkan fatwa bahwa faham radikalisme haram.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: