Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ucapkan Duka Cita Ke Warga NTT Pakai Jabatan Ketum Demokrat, Moeldoko Habis Dinyinyirin: Ngaku-ngaku

Ucapkan Duka Cita Ke Warga NTT Pakai Jabatan Ketum Demokrat, Moeldoko Habis Dinyinyirin: Ngaku-ngaku Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski kepengurusan Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang sudah ditolak Menteri Hukum Dan HAM, Yasonna Laoly, Moeldoko belum menyerah. Dia masih berani menempelkan jabatan Ketua Umum partai berlambang mercy itu. Karena sikapnya itu, Moeldoko pun dinyinyirin.

Sikap Moeldoko itu diketahui saat menyampaikan ucapkan duka untuk korban bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Pesan ucapan duka itu disebar oleh Juru bicara Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad, melalui pesan WhatsApp kepada wartawan. Dalam ucapan duka itu, Moeldoko mengatasnamakan dirinya sebagai Ketum Demokrat. Bukan sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP).

Baca Juga: Kubu Moeldoko Sudah Layangkan Gugatan AD/ART Demokrat 2020 dan Minta Ganti Rugi 100 Miliar Ke AHY

“Saya Dr. Moeldoko, Ketua Umum DPP Partai Demokrat beserta keluarga besar PD di seluruh Tanah Air menyampaikan duka cita mendalam kepada saudara-saudari kami di NTT dan NTB yang tertimpa musibah bencana alam. Marilah kita bahu membahu meringankan beban mereka yang ditimpa musibah ini,” begitu bunyi pesan yang disampaikan Moeldoko.

Moeldoko juga mengapresiasi langkah strategis yang sudah diambil oleh pemerintah dengan mulai mendistribusikan bantuan dan mendirikan posko bantuan, serta mengadakan tempat penampungan sementara bagi warga yang rumahnya rusak akibat dihantam banjir bandang.

“Partai Demokrat, siap bahu-membahu bersama pemerintah dalam membantu korban bencana alam di NTT dan NTB,” begitu lanjutan ucapan Moeldoko yang disebar Rahmad itu.

Menanggapi manuver Moeldoko yang masih mengaku sebagai ketum Demokrat mendapat sindiran dari politikus Demokrat kubu AHY, Rachland Nashidik. “Semoga keprihatinannya tak sepalsu statusnya,” cuit @RachlanNashidik.

Warganet ikutan mengomentari manuver Moeldoko ini. Akun @anisfauzan1 menilai Moeldoko pantang menyerah nyerempet nekat. “Seperti orang yang baru saja ditolak cewek tapi tetap nekat ngaku pacar,” ujarnya. “Percaya diri banget ya? Ngaku ngaku Ketum!” timpal @ariesuryana06. “Apa nggak malu ya?” ujar @setiorudito.

Akun @AhmadNgemil mengucapkan salut atas “kegigihan” Moeldoko. “Rupanya beliau sebagai Ketum punya semboyan Teguh Kukuh Berlapis Tembok,” kicaunya.

@ekojhones meminta Moeldoko punya malu sedikit. Apalagi, kepengurusan dia ditolak pemerintah.

“Sakit kayaknya bapak ini, dah jelas sama pemerintah ditolak masik maksa ngaku ketua umun Demokrat, mbok ya punya malu dikit gitu loh. Kasian amat di masa tuanya Moeldoko tidak menikmati hidupnya, malah menistakan diri dengan mengaku sebagai ketum partai orang lain. Wibawa Jenderal pun tercabik,” bebernya.

Pengamat komunikasi politik Universitas Andalas, Najmuddin Rasul menyarankan, Moeldoko supaya mendirikan partai baru untuk menjadi kendaraan politik menuju Pilpres 2024. Menurut dia, posisi Moeldoko yang masih keukeuh mengklaim diri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang sudah lemah, karena sudah ditolak Kementerian Hukum dan HAM.

Dia melihat, langkah kubu Moeldoko yang meneruskan kisruh Demokrat sampai ke PTUN bukanlah langkah yang tepat. Secara psikologis politik, langkah ke PTUN hanya akan menambah beban politik mantan Panglima TNI tersebut. Terlebih bila nanti PTUN juga menolak gugatan mereka di persidangan. “Publik juga akan semakin tidak percaya kepada Partai Demokrat versi KLB,” ujar Najmuddin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: