Kesenjangan Digital di Masa Pandemi, Pakar Perubahan akan Menentukan Masa Depan
Sementara itu Retno Kusumawati - Managing Director of Technology, Accenture in Indonesia, mengatakan perusahaan perlu memikirkan kembali bagaimana aplikasi dikembangkan dan diterapkan, serta bersaing pada arsitektur teknologi agar lebih gesit dan fleksibel. Faktanya, hampir semua eksekutif (95%) di Indonesia menyatakan bahwa arsitektur teknologinya menjadi sangat penting demi kesuksesan perusahaan mereka secara keseluruhan.
Accenture melakukan survei ke lebih dari 6.200 pemimpin bisnis dan teknologi untuk laporan Technology Vision, dan 92% mengungkapkan bahwa perusahaan mereka berinovasi karena dorongan dan keharusan untuk bertindak tahun ini. Dan 91% eksekutif setuju bahwa untuk menguasai pangsa pasar di masa depan, berarti perusahaan mereka harus menetapkan pasar itu sendiri.
Untuk membentuk masa depan, perusahaan harus menjadi penguasa perubahan dengan menerapkan tiga kunci yang sangat penting. Pertama adalah kepemimpinan teknologi. Berakhirnya era dimana hanya ada fast follower, perubahan yang berkesinambungan bersifat permanen. Pemimpin masa depan adalah mereka yang menaruh teknologi di lini depan strategi bisnisnya. Kedua, pemimpin tidak menunggu kenormalan yang baru, mereka akan menata ulang, membangun realitas baru menggunakan pola pikir dan model yang sangat berbeda secara radikal.
“Terakhir, pemimpin akan mengemban tanggung jawab yang lebih besar sebagai masyarakat global, mendesain dan mengaplikasikan teknologi terencana untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar, daripada hanya untuk perusahaannya demi menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” jelas Retno.
Technology Vision juga mengidentifikasikan lima tren kunci yang harus dijawab oleh perusahaan selama tiga tahun ke depan dalam mempercepat dan menguasai perubahan di semua bagian bisnisnya; Menyusun Secara Strategis: Mendesain Masa Depan yang Lebih Baik – Era baru kompetisi industri telah dimulai – di mana perusahaan bersaing dalam mendesain sistem IT mereka. Dunia Cermin: Kekuatan Digital Twins yang Cerdas, Masif – Pemimpin sedang membangun digital twins yang cerdas untuk menciptakan model nyata pabrik, rantai pasokan, siklus produk, dan lainnya. Aku, Juru Teknologi: Demokratisasi Teknologi – Kapabilitas yang luar biasa sekarang tersedia untuk siapa saja di seluruh fungsi bisnis, membuat lapisan fondasi teknologi menjadi bagian dari strategi inovasi perusahaan. Di Mana Saja, Di Manapun: Bawa Suasana Kerjamu Sendiri – Satu pergeseran tenaga kerja terbesar dalam satu masa membuat bisnis harus memperluas batasan tentang perusahaan. Dari Saya menjadi Kita: Sistem Multipihak untuk Menembus Situasi yang Kacau.
Memprioritaskan inovasi teknologi menjadi sesuatu yang sangat penting saat ini sebagai respons terhadap dunia yang bergerak cepat. Misalnya pada salah satu industri restoran: 60% restoran yang masuk dalam daftar ‘tutup sementara’ di Yelp pada bulan Juli telah gulung tikar di bulan September. Menembus situasi yang kacau, Starbucks muncul sebagai pemimpin dengan menggunakan teknologi untuk memperluas pelanggan dan jalur eceran.
Di bulan Agustus, tiga juta pengguna baru mengunduh aplikasinya, dengan pemesanan via telepon seluler dan layanan pengambilan produk tanpa turun dari mobil (drive-thru) menyumbang penjualan sebesar 90 %. Dengan meningkatnya permintaan, perusahaan mengerahkan sistem manajemen tiket terintegrasi untuk menggabungkan pesanan dari aplikasi. Uber Eats dan pelanggan drive-thru menjadi satu alur kerja bagi barista. Starbucks juga memperkenalkan sebuah mesin espresso baru dengan sensor yang dapat melacak seberapa banyak kopi yang telah dituang dan memprediksi kapan perawatan diperlukan. Ini adalah ilustrasi yang sangat luar biasa tentang bagaimana teknologi bisa menjadi inti penggerak dari ketangkasan, ketahanan, dan keberhasilan respons perusahaan terhadap perubahan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: