Kisah Perusahaan Raksasa: Dulu Kokoh di Deretan Konglomerat Asuransi, Dai-ichi Kini Makin Buntung!
Sehubungan dengan perubahan lingkungan tersebut, perusahaan mengembangkan dan menyediakan produk secara tepat waktu, secara akurat memahami perubahan permintaan dengan cara seperti menjual produk pensiun perusahaan yang baru.
Untuk pelanggan korporat, perusahaan mengurangi biaya asuransi yang meningkat dengan menggabungkan asuransi berjangka dengan asuransi endowment untuk pelanggan perorangan. Akibatnya, jumlah kebijakan yang berlaku meningkat menjadi 10 triliun yen pada 1970.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: AVIC, BUMN Dirgantara Pencipta Chengdu J-20 Kini Konglomerat Dunia
Ketika perekonomian Jepang memasuki masa pertumbuhan yang stabil, yakni saat pertumbuhan terlihat secara personal pendapatan di masa sebelumnya menjadi tidak mungkin sementara krisis sistem asuransi sosial memicu kekhawatiran karena peningkatan tunjangan pensiun dan biaya pengobatan yang terkait dengan populasi yang menua dan kebutuhan akan tunjangan seumur hidup, serta persiapan dana dan biaya pengobatan setelah pensiun meningkat di kalangan masyarakat, Dai-ichi mempromosikan diversifikasi produk asuransinya.
Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan, mengenai asuransi whole life dengan term rider sebagai salah satu produk andalannya. Maka diluncurkanlah anuitas individu baru dan meningkatkan santunan kesehatan terutama menggunakan rider. Akibatnya, jumlah kebijakan yang berlaku melebihi 100 triliun yen pada 1983.
Gelembung ekonomi yang disebut-sebut mulai tumbuh pada akhir 1986 mempercepat penjualan produk-produk berjenis tabungan. Imbasnya, meningkatkan harga saham dan tanah, yang meningkatkan total asetperusahaan.
Namun, pada 1990, harga saham jatuh dan harga tanah juga mengalami penurunan tahun berikutnya. Keadaan ini memaksa banyak perusahaan asuransi jiwa untuk menurunkan dividen pemegang polis mereka.
Dalam lingkungan ini, Dai-ichi memulai sistem perwakilan penjualan baru yang lebih berfokus pada pembinaan perwakilan penjualan di tahun fiskal 1992 dan beralih ke struktur aset yang lebih tahan terhadap perubahan harga saham dengan mengakumulasi aset pendapatan tetap seperti obligasi dan pinjaman di portofolio. Namun demikian, karena tidak dapat melepaskan diri dari dampak penurunan ekonomi yang cepat, jumlah kebijakan baru Perusahaan berubah menjadi tren penurunan pada tahun fiskal 1992, dan jumlah kebijakan yang berlaku terjadi pada tahun fiskal 1997.
Dalam keadaan seperti itu, perusahaan menetapkan sebuah konsep, dari Total Life Plan. Praktinya seperti ada tawaran memberikan ketenangan pikiran kepada pelanggan sepanjang hidup mereka. Perusahaan telah berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dengan kemampuan konsultasi tingkat lanjut, peluncuran produk baru, dan tindak lanjut dengan pemegang polis yang ada, untuk mempromosikan Total Life Plan.
Perusahaan, yang telah bekerja untuk membangun kerangka kerja untuk mempromosikan Total Life Plan, dengan mengutamakan perspektif pelanggan dalam menanggapi perubahan lingkungan operasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto