Tentara Amerika Mundur dari Tanah Airnya, Taliban Sorak-sorai: Kami Menang, Siap untuk Apapun
Taliban tampaknya sengaja bersikap ambigu tentang apa yang mereka maksud dengan "pemerintahan Islam" yang ingin mereka dirikan. Beberapa analis memandangnya sebagai usaha sengaja untuk menghindari gesekan internal antara elemen garis keras dan yang lebih moderat. Dapatkah mereka mengakomodasi mereka yang berpandangan berbeda tanpa mengasingkan basis mereka sendiri? Kekuasaan dapat menjadi ujian terbesar mereka.
Saat kami menyantap makan siang ayam dan nasi, kami mendengar suara gemuruh setidaknya empat serangan udara dari jauh. Haji Hikmat tidak gentar. "Itu jauh, jangan khawatir," ujarnya.
Kekuatan udara, khususnya yang disediakan oleh Amerika, berperan penting dalam upaya menghalau Taliban selama bertahun-tahun. AS sudah secara drastis memangkas operasi militernya setelah meneken kesepakatan dengan Taliban tahun lalu, dan banyak yang takut kalau menyusul penarikan total mereka, Taliban akan mengerahkan militernya untuk mengambil alih Afghanistan.
Haji Hikmat mencemooh pemerintah Afghanistan, atau "pemerintahan Kabul" - demikian sebutan Taliban, korup dan tidak Islami. Sulit membayangkan laki-laki seperti dia akan berdamai dengan pihak lain di negara itu, kecuali itu sesuai kemauan dia.
"Ini jihad," ujarnya, "ini ibadah. Kami melakukannya bukan untuk kekuasaan melainkan untuk Allah dan hukum-Nya. Untuk membawa Syariah ke negeri ini. Siapapun yang menghalangi kami akan kami lawan."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: