Pertama, nasabah perlu menjaga margin minimum (MM) sepanjang sesi, karena pada hari yang sangat bergejolak, harga saham bisa turun lebih dari yang diantisipasi.
Kedua, nasabah perlu menutup posisi di akhir setiap sesi perdagangan. Jika sudah membeli saham, nasabah harus menjualnya. Dan jika telah menjual saham, nasabah harus membelinya di akhir sesi.
Ketiga, ubah menjadi perintah pengiriman setelah perdagangan, dalam hal ini nasabah harus menyimpan uang tunai untuk membeli semua saham yang telah dibeli selama sesi dan untuk membayar biaya broker dan biaya tambahan.
Jika salah satu dari langkah-langkah ini terlewatkan, broker akan secara otomatis mengambil alih posisi di pasar.
Tingkat leverage dalam margin trading yang ditawarkan dalam setiap perdagangan saham berbeda. Rasio tipikal untuk pasar saham adalah 2:1, sedangkan kontrak berjangka sering diperdagangkan pada leverage 15:1. Sementara untuk perdagangan forex, rasio leverage yang ditawarkan bisa mencapai 50:1, bahkan untuk beberapa kasus mencapai 100:1 dan 200:1. Namun rasio leverage yang umum digunakan berkisar antara 2:1 hingga 100:1.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: