Layaknya Senapan, Aplikasi Ini Bantu Aktivis Milenial Myanmar Hajar Militer-militer Online
Menghadapi kekerasan untuk kebebasan berbicara
Di Myanmar, memiliki Psiphon atau aplikasi pengelakan lainnya yang terpasang di ponsel pintar dapat menjadi alasan penangkapan. Ada laporan polisi menghentikan orang untuk memeriksa perangkat.
Para pengunjuk rasa sekarang saling mendorong untuk meninggalkan ponsel mereka di rumah atau untuk menghapus foto atau aplikasi yang memberatkan.
Justice for Myanmar (JFM), sebuah kelompok yang memantau pelanggaran oleh militer, menuduh Tatmadaw melakukan pelanggaran massal hak asasi manusia dan menggunakan penutupan internet untuk menyensor dan mengawasi warga dan aktivis. Situs web grup itu sendiri diblokir oleh militer pada tahun 2020.
"Penutupan internet menyebabkan kerugian serius bagi rakyat Myanmar, dan membatasi masyarakat sipil dan media independen," kata juru bicara JFM Yadanar Maung kepada DW.
Aktivis Thinzar Shunlei Yi mengatakan pengunjuk rasa menemukan cara kreatif untuk membuat konten mereka online, dan bahwa gerakan akar rumput untuk perubahan juga merupakan seruan untuk membantu komunitas internasional.
"Jika kita tidak bertindak sekarang, [Tatmadaw] akan menginspirasi lebih banyak diktator brutal di seluruh dunia," katanya. "Ini adalah tugas kami untuk mempertahankan demokrasi."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: