Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Palm Acid Oil dari Sulawesi Tenggara Mengudara ke China

Palm Acid Oil dari Sulawesi Tenggara Mengudara ke China Pekerja menimbang tandan buah segar sawit di sebuah RAM Kelurahan Purnama Dumai, Riau, Rabu (3/2/2021). Nilai ekspor minyak kelapa sawit mentah dan produk turunannya melalui Pelabuhan Dumai sepanjang tahun 2020 yaitu sebanyak 14,680 juta ton dengan nilai transaksi perdagangan sebesar 8,203 miliar dolar AS atau naik 14,5 persen (YoY) dibanding tahun 2019 sebesar 7,167 miliar dolar AS dengan nilai ekspor sebanyak 15 juta ton. | Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengekspor palm acid oil sebanyak 309 ton dari Pelabuhan Kendari New Port ke China sepanjang tahun 2021 ini. Perlu diketahui, palm acid oil merupakan produk turunan kelapa sawit yang biasanya digunakan sebagai bahan bakar, pakan ternak, bahan pembuatan sabun, dan untuk produksi distilled fatty acid.

“Kelapa sawit di Sultra memiliki potensi dan juga pasar ekspor yang besar. Sesuai kewenangan, kami bertugas memberikan fasilitasi ekspornya,” kata Kepala Karantina Pertanian Kendari, Prayitno Ginting. 

Baca Juga: Potensi IVO untuk Tingkatkan Perekonomian Pekebun Sawit

Dikatakan Prayitno, selama ini, minyak sawit asal Sultra hanya dilalulintaskan secara antar-area saja, sebelum diekspor ke luar negeri, sehingga tidak tercatat sebagai ekspor Sultra. Ekspor palm acid oil dari Sultra ke China tersebut merupakan pencapaian penting, mengingat negara tersebut telah menerapkan persyaratan Import Health Standard (IHS) yang ketat.

“Sangat disayangkan karena potensi pertanian di Sulawesi Tenggara termasuk tinggi, namun selama ini hanya tercatat di daerah lain karena belum tersedianya sarana yang memadai,” kata Prayitno.

Menurut Prayitno, dengan melakukan ekspor langsung dari Sultra maka pelaku ekspor akan mendapat keuntungan berupa efisiensi biaya dan mutu produk lebih terjaga dan masyarakat Sultra juga akan mendapatkan harga terbaik sesuai harga ekspor.

“Selain itu, ekspor langsung atau direct export ini juga dapat memberikan penerimaan bagi pemerintah daerah berupa penerimaan negara bukan pajak, meningkatkan volume ekspor daerah, dan dapat meningkatkan jumlah dana alokasi untuk pemerintah daerah,” ujar Prayitno.

Prayitno juga mengatakan, mengingat potensi dan peluang yang besar ini, Karantina pertanian Kendari terus mendorong agar komoditas ekspor yang dapat diekspor langsung dari Kendari akan semakin bertambah. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: