Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bitcoin Makin Digemari, Bill Gates Justru Khawatir Ancaman Ini

Bitcoin Makin Digemari, Bill Gates Justru Khawatir Ancaman Ini Kredit Foto: Instagram/Bill Gates
Warta Ekonomi, Jakarta -

Minat masyarakat terkait Bitcoin dan cryptocurrency semakin meningkat. Bahkan, tren harga cryptocurrency digadang-gadang akan terus menguat. Namun, hal ini justru dikhawatirkan miliarder pendiri Microsoft Bill Gates. Gates khawatir energi akan dihabiskan hanya untuk menghasilkan cryptocurrency.

Dilansir dari Fox Business di Jakarta, Selasa (27/4/21) demi menambang Bitcoin atau cryptocurrency, butuh teka-teki matematika kompleks. Sehingga, dibutuhkan pula komputer dengan spek yang luar biasa dan menghabiskan banyak listrik. Ini justru dapat memperparah efek perubahan iklim.

Baca Juga: Cek Fakta Bill Gates Redupkan Matahari, Ternyata Ini yang Sebenarnya Terjadi!

"Bitcoin menggunakan lebih banyak listrik daripada metode lain yang dikenal umat manusia," ujar Bill Gates. "Ini bukan masalah iklim yang baik."

Namun, Gates mengungkap bahwa perubahan terhadap cryptocurrency bisa saja berubah jika penciptaannya menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

"Jika [penciptaannya] menggunakan listrik ramah lingkungan dan tidak mengurangi kegunaan lainnya, mungkin tidak apa-apa," jelasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan riset Universitas Cambridge, konsumsi listrik untuk menambang Bitcoin mencapai 121,36 terawatt-hour (TWh) dalam setahun. Konsumsi tersebut ternyata mengalahkan listrik yang dipakai dua negara selama setahun, yakni Argentina yang 'hanya' sebesar 121 TWh dan Belanda sebesar 108TWh.

Selain itu, sebagian besar listrik di Bumi dihasilkan dengan bahan bakar fosil. Artinya, pelepasan emisi karbon dioksida pun semakin banyak sehingga menimbulkan perubahan iklim.

Menurut Gates, perubahan iklim adalah bencana besar yang harus segera ditanggapi manusia. Gates pernah mengungkap bahwa perubahan iklim bahkan lebih mematikan dari Covid-19 karena dapat menimbulkan angka kematian yang tinggi dan kesulitan ekonomi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: