Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demonstran Desak Junta Bebaskan Tanpa Syarat Tapol Myanmar: Paling Tidak Presiden dan Suu Kyi...

Demonstran Desak Junta Bebaskan Tanpa Syarat Tapol Myanmar: Paling Tidak Presiden dan Suu Kyi... Kredit Foto: Antara/HO/ Setpres-Muchlis Jr
Warta Ekonomi, Yangon -

Demonstran di Myanmar menolak melakukan pembicaraan dengan militer hingga seluruh tahanan politik yang ditangkap sejak awal kudeta pada 1 Februari lalu dibebaskan. 

Para penentang militer tergabung dalam pemerintah persatuan pro-demokrasi Myanmar (NUG), yang dibentuk sejak vampir tiga bulan lalu. Di antara orang-orang yang ada dalam organisasi ini adalah anggota parlemen yang digulingkan saat kudeta.

Baca Juga: Memanas, Roket-roket Hujani Pangkalan Militer Myanmar

“Sebelum dialog konstruktif dapat dilakukan, harus ada pembebasan tanpa syarat terhadap tahanan politik, termasuk di antaranya Presiden U Win Myint, Penasihat Negara Daw Aung San Suu Kyi,” ujar Mahn Winn Khaing Thann yang menjabat sebagai Perdana Menteri NUG, dilansir The Irish Independent, Kamis (29/4/2021).

Win Myint, Suu Kyi dan beberapa pejabat pemerintahan sipil telah ditahan sejak awal kudeta, yang diluncurkan militer saat  masa jabatan kedua pemerintahan sipil dipersiapkan, dengan kemenangan pada pemilihan November 2020. Militer Myanmar mengatakan mereka harus merebut kekuasaan karena keluhan kecurangan dalam pemilu tidak ditangani oleh komisi pemilu.

Protes pro-demokrasi telah terjadi di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri sejak kudeta. Militer menindak dengan kekuatan mematikan terhadap para pengunjuk rasa, menewaskan lebih dari 750 orang.

Militer Myanmar juga telah menekan kebebasan media. Jurnalis menjadi diantara banyak orang yang ditahan. Para pengunjuk rasa hingga saat ini terus menyuarakan protes dan mendukung NUG, dengan aksi terbaru dilakukan di Mandalay.

Atas situasi konflik di Myanmar, para pemimpin negara-negara Asia tentara (ASEAN) melakukan pertemuan dengan junta militer, dalam upaya mendesak krisis diakhiri segera. Pertemuan disebut mencapai konsensus lima poin, mengenai langkah-langkah mengakhiri kekerasan dan mempromosikan dialog antara pihak-pihak yang berkonflik.

Meski demikian, junta militer Myanmar telah menolak untuk menerima proposal untuk menyelesaikan krisis dari pertemuan dengan para pemimpin ASEAN akhir pekan lalu, yang dihadiri oleh Jenderal Senior Myanmar Min Aung Hlaing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: