Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini masih terkontraksi -0,74%. Raihan ini membaik dari pertumbuhan triwulan III dan IV 2020 yang masing-masing sebesar -3,49% dan -2,19%.
“Secara year on year pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 0,74%. Namun apa yang kita capai ini mengalami perbaikan signifikan. Ini juga mengonfirmasi tanda-tanda pemulihan ekonomi semakin nyata,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta ,Rabu (5/5/2021).
Baca Juga: Kuartal I Pertumbuhan Ekonomi RI Sudah Positif?
Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, mengatakan, ada beberapa catatan peristiwa yang mempengaruhi komponen pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di antaranya kondisi perekonomian global yang mulai menunjukkan perbaikan di kuartal pertama 2021.
Ia mengatakan berbagai indikator di berbagai negara menunjukkan perkembangan pemulihan ekonomi diantaranya perkembangan indeks PMI global.
“Proses vaksinasi telah dilakukan dibanyak beberapa negara tetapi perkembangan terakhir kasus covid juga menunjukkan kurang menggembirakan. Kasus di India misalnya,” tambahnya.
Selain itu harga komoditas pangan seperti minyak kelapa sawit, kedelai dan kopi dan komoditas hasil tambang seperti timah, aluminium, nikel dan tembaga juga mengalami peningkatan yang cukup besar baik secara bulanan maupun tahunan.
“Ekonomi beberapa negara mitra dagang Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif. Diantaranya Tiongkok, Amerika Serikat dan Singapura,” jelasnya.
Sebelumnya banyak pihak berharap laju perekonomian Indonesia bisa segera berlari kencang. Tapi pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini diproyeksi masih berada di teritori negatif.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa misalnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini hampir pasti masih berada di zona negatif.
"Pada kuartal I 2021, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi pada kisaran -0,6-0,9%. Dimana peningkatan belanja pemerintah dan ekspor menjadi bantalan dan dapat menahan ekonomi Indonesia tidak terkontraksi lebih dalam," kata Suharso.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: