KOL Stories x Miens Catering: Kupas Resep Sukses Bangkit dengan Bantuan Media Sosial
Bisnis kuliner memang tak akan pernah ada matinya. Sebab, makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Hal tersebut pun membuat banyak orang mencoba peruntungan dengan membuka usaha kuliner. Salah satunya, Miens Catering yang telah berdiri sejak 2014 yang digawangi oleh Regina Wijayanti Goenawan dan Geraldi Wiyoto Tjoa. Pahit manis dunia bisnis pun telah dirasakan oleh keduanya.
Regina menceritakan bahwa ia pernah menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh karyawan sendiri sampai pemasok sehingga harus menderita kerugian seniali ratusan juta sampai miliaran rupiah.
Mereka merintis Miens Catering sebagai restoran luring di wilayah Alam Sutera, tapi akhirnya berhenti sementara setelah dua tahun beroperasi karena menjadi korban penipuan. Hal tersebut memang tidak mudah untuk dilewati, tetapi ia tak menyerah.
Baca Juga: KOL Stories x Kylatif: Membongkar Kekuatan dan Pengaruh Public Speaking dalam Berbisnis
Pasalnya, setelah restorannya tutup, justru malah banyak pelanggan yang menanyakan bagaimana cara memesan produk kateringnya. Dari situlah, akhirnya sistem pemasaran dari mulut ke mulut mulai terjadi hingga membuat ia dan rekannya kembali semangat untuk bangkit kembali.
Setelah itu, Miens Catering pun mengandalkan promosi di media sosial dengan mengunggah konten dari pelanggan. Artis papan atas Titi DJ juga menjadi salah satu konsumen yang mendorong bisnis Miens Catering makin tinggi. Kemudian, ada pula pesanan dari selebgram, gereja, hingga bank.
Kini, Miens Catering memanfaatkan berbagai saluran penjualan daring, seperti media sosial dan saluran marketplace. Bisnis UMKM dengan 30 karyawan itu menjajakan produk-produk berupa tumpeng, hampers, dan nasi boks.
Melihat kisah sukses Miens Catering bangkit dengan memanfaat media sosial, Warta Ekonomi melalui program KOL Stories pun berinisiatif untuk berdiskusi dengan salah satu pendiri, yakni Regina Wijayanti Goenawan dengan tema Mengupas Resep Sukses Miens Catering Bangkit dengan Bantuan Media Sosial.
Melihat kisah sukses Mba Regina, bolehkah dibagikan cerita seperti apa awal membangun Miens Catering? Pengalaman apa saja yang diperoleh ketika awal membangun bisnis?
Berawal pada tahun 2014 lalu, saat kita baru lulus kuliah. Saat itu di Tangerang kurang ada restoran Indonesia yang cukup baik untuk kelas menengah ke atas. Kemudian kita ingin membawa makanan Nusantara ke level yang lebih baik. Karena di tahun 2014 untuk menemui masakan lokal itu hanya bisa kita jumpai di warteg atau bisa mencari ke daerah Jakarta Selatan yang cukup jauh. Pada akhirnya, kita membuka Miens Catering dengan spesialisasi di makanan khas Manado.
Ada banyak pengalaman yang didapat. Mungkin di awal ada banyak pahit ketimbang manisnya. Saat itu kita belum punya pengalaman karena baru lulus kuliah, ternyata dunia bisnis itu sangat kejam.
Jadi karena kita tidak punya pengalaman, kita pernah ditipu supplier dan dari karyawan sendiri juga. Sempat ada kejadian saat membeli satu karung kentang, tetapi dalamnya diisi dengan tanah. Tentu hal seperti itu sangat merugikan perusahaan.
Dengan pengalaman pahit yang dialami seperti tertipu oleh pihak internal dan pihak eksternal, hal apa sih yang membuat Mbak bisa kembali bangkit dan akhirnya memutuskan untuk membangun bisnis?
Pertama, saya percaya ini semua merupakan rencana Tuhan. Jadi jatuh bangun adalah proses belajar yang harus kami lalui. Hingga hari ini jika mengenang kembali saat-saat itu, saya selalu sedih karena sudah ditipu dengan nominal yang tidak sedikit. Pada akhirnya kita audit kembali dan ternyata ada kebocoran yang menyebabkan perusahaan rugi.
Ada juga beberapa kasus besar yang sampai kita laporkan polisi karena melibatkan nominal uang yang cukup besar. Misalnya saya ingin menyuruh manajer untuk membeli ayam 20 kg. Nah, ayam yang sampai hanya 10 kg karena sisa uang untuk 10 kg-nya masuk ke dalam kantung manajer tersebut.
Jadi, dia buat nota palsu sebesar 20 kg dan membelinya hanya 10 kg saja, tetapi minta Miens Catering untuk membayar ayam tersebut sesuai dengan jumlah 20 kg. Setelah itu, uangnya diminta untuk langsung ditransfer ke rekening manajer tersebut.
Sejak saat itu saya belajar untuk harus profesional dalam bekerja, jadi tidak akan mudah untuk ditipu. Perusahaan ini benar-benar harus sering audit dan bisa mengerti chart flow-nya dari A-Z bagaimana. Kita juga tidak boleh mudah percaya sama orang lain karena kejahatan bisa muncul karena ada kesempatan.
Bagaimana ceritanya akhirnya memulai pemasaran lewat media sosial?
Jadi sebagai pebisnis, kita harus terbuka dan melek teknologi untuk mengetahui apa saja yang sedang trending, atau media sosial apa saja yang banyak orang gunakan saat ini. Ini karena teknologi makin berkembang setiap saat. Kita harus pintar melihat celah dengan memanfaatkan media sosial yang ada.
Miens Catering awalnya juga hanya mem-posting melalui Instagram. Kebetulan saya jurusan PR sehingga juga belajar komunikasi dan teknik marketing. Jadi hingga saat ini untuk urusan marketing saya sendiri yang pegang, tetapi tetap dibantu tim.
Baca Juga: KOL Stories x Dodi Zulkifli: Rumus Bangun Branding, Biar Dapur Makin Ngebul
Apa sih resepnya supaya pemasaran di media sosial bisa membuat bisnis berkembang?
Saya ada tujuh kunci rahasia sukses Miens Catering di media sosial. Pertama, kita harus menentukan target market-nya siapa. Jadi setiap bisnis memiliki segmen market yang berbeda, entah itu menengah ke atas atau menengah ke bawah. Kedua, jangan gunakan Instagram pribadi. Karena saat di tengah jalan kita akan bingung Instagram ini untuk pribadi atau bisnis, jadi akan tercampur.
Ketiga, harus upgrade akun Instagram. Jadi, kita perlu switch ke Instagram Business sehingga kita bisa pantau pergerakan trafik dan menggunakan analytics-nya sehingga kita bisa mengatur segmennya.
Keempat, kita perlu menulis produk atau jasa apa yang ingin kita jual di Instagram Profile. Jadi, ketika orang pertama kali mengunjungi Instagram kita, bagian yang dilihat adalah profile. Jika profilenya tidak jelas dan tidak menawarkan produk atau jasa tertentu, orang cenderung tidak akan follow. Padahal bisa saja yang baru visit merupakan calon potensial customer kamu.
Kelima, konsisten untuk mem-posting. Jadi jika kita tidak niat mem-posting, orang akan lupa bahwa bisnis kamu itu ada dan eksis di Instagram. Keenam, kita perlu mendengarkan apa kata customer. Jangan sampai apa yang menurut kita baik, tidak berkenan di hati mereka. Karena nanti mereka akan merasa berbeda pandangan dengan apa yang produk kita tawarkan.
Terakhir, gunakan semaksimal mungkin sumber daya yang kita punya. Misalnya di Instagram sendiri, ada banyak tools yang bisa digunakan seperti Instagram Live, Vote, Instagram Ads, Caption, dan masih banyak lagi.
Berapa dana yang dianggarkan Miens Catering untuk pemasaran?
Sebenarnya kita memiliki anggaran marketing sebesar 10 sampai 15 persen. Namun, kita tidak perlu menghabiskan semua anggaran yang ada karena kita harus pintar membaca market. Misalnya, saat tahun 2020 lalu bisnis kita terdampak pandemi Covid-19, maka tidak usah dipaksakan. Karena saat itu, keadaan market sedang tidak mendukung, jadi perlu ditahan agar tidak sia-sia. Jadi kita harus bijak melihat situasi.
Adakah tips yang bisa dibagikan ke teman-teman yang menonton terkait dengan pemasaran di media sosial?
Jangan cepat menyerah dan harus konsisten. Tujuannya agar customer tidak bingung apa bisnis yang kamu jalankan. Dari situ, beri waktu agar customer kenal dengan produk yang kita jual.
Apa yang ingin Mbak sampaikan ke teman-teman yang menonton pada malam hari ini?
Tetap optimis, jangan mudah putus asa, dan jangan menyerah. Kemudian, jangan lihat pandemi corona ini sebagai rintangan yang besar, tetaplah untuk menggenjot pemasaran agar orang bisa mengenal produk kita. Ingatlah, media sosial harus selalu digunakan, apalagi bisa diakses secara gratis sebagai alat pemasaran yang sangat bagus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: