Fakta menariknya, imbuh Iriyanto, OPM juga menggunakan teknologi sosmed untuk menyebarkan situasi dan juga kampanye teror yang mereka jalankan ke dunia luar.
"Gagalnya PON dan juga kegiatan nasional yang ingin dilakukan pemerintah ini ulah mereka juga," tandasnya.
Baca Juga: Berangus KKB Teroris di Papua, Indonesia Kerahkan ‘Pasukan Setan’, Benny Wenda Resah
Baca Juga: KKB 'Menggila', Benny Wenda 'Makin Jadi': Bentuk Kabinet demi Hancurkan Indonesia
Organisasi ini, imbuhnya, memang sudah tidak patut lagi dianggap KKB saja karena sudah banyak sekali aksi kekerasan.
Konflik dengan KKB dan OPM ini juga menciptakan stagnasi yang sampai kini diderita Papua.
"Bukti-bukti yang sudah jelas ini merupakan tanda bahwa organisasi ini merupakan ancaman utama Indonesia. Keputusan MPR dan Komisi I DPR yang akan menyelesaikan konflik ini secara operasi militer sudah tepat," tegas pembicara lainnya yakni Ketua Pusat Studi Terorisme dan Radikalisme Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Kombes Pol. Firman Fadillah.
Namun, upaya menyelesaikan keberadaan OPM ini juga harus hati-hati.
"Pemerintah harus melakukab pendekatan dan operasi yang komperhensif agar tidak merugikan pihak lain, salah satunya sipil," pesan pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Kertopati.
Mantan anggota DPR ini menambahkan, harus ada semangat menyelesaikan konflik ini dengan kepala dingin namun tetap teliti sehingga bisa diselesaikan secara efektif.
"Kultur juga berperan kuat, jadi ada baiknya pendekatan diasaskan dengan semangat komunikatif agar dapat diselesaikan sesuai koridornya masing-masing," ucap Susaningtyas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil