Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

3 Alasan Kenapa Sebaiknya Tak Mudik Lebaran saat Pandemi Covid-19

3 Alasan Kenapa Sebaiknya Tak Mudik Lebaran saat Pandemi Covid-19 Petugas kepolisian mengarahkan pengendara mobil ke pos penyekatan mudik di Kecipir, Losari, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (6/5/2021). Pos penyekatan itu untuk mencegah masuknya pemudik ke daerah Jawa Tengah melalui jalur Pantura pada masa larangan mudik 2021 periode 6-17 Mei 2021. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mudik, sebuah tradisi yang lekat dengan momen lebaran atau Hari Raya Idulfitri. Namun sejak lebaran tahun lalu, mudik atau pulang kampung menjadi kegiatan yang dilematis untuk dilakukan saat pandemi Covid-19. Kerinduan dengan sanak saudara dan kekhawatiran terpapar Covid-19 pun menjadi perang batin bagi para pemudik.

Pandemi Covid-19 yang hingga kini masih berlangsung lagi-lagi memaksa untuk menahan diri dan tidak mudik pada momen lebaran tahun ini.

Sedih, sih, tapi untuk kebaikan bersama sebaiknya ikuti anjuran pemerintah ya untuk menunda mudik lebaran. Apalagi jika mempertimbangkan lima alasan kenapa sebaiknya tidak mudik seperti yang ada di bawah ini. Baca Juga: Satgas Covid-19: Masyarakat Sebaiknya Tak Lakukan Silaturahmi Fisik

1. Melindungi Keluarga di Kampung Halaman

Menahan rindu terhadap anggota keluarga di kampung halaman bisa jadi hal yang sulit, terutama bagi perantau yang sudah lama tidak mudik. Namun, ada baiknya pertimbangkan ulang untuk mudik pada saat seperti ini. Sebab, ada keluarga yang harus dijaga sehingga terpapar dari virus coronaBaca Juga: Orang Jabar, Simak Ya... Begini Pesan Kang Emil Bagi Pemudik dengan Tujuan Jawa Barat

Terlebih lagi jika tujuan kita mudik adalah mengunjungi orang tua, itu akan menjadi sangat berisiko bagi mereka. Bagaimanapun, lansia termasuk kategori berisiko tinggi terkena virus dan data menunjukkan bahwa 48% korban jiwa yang meninggal akibat Covid-19 adalah golongan lansia.

"Lansia mendominasi korban jiwa akibat Covid-19. Untuk itu, pemerintah meminta masyarakat urung mudik untuk menjaga diri dan keluarga di kampung halaman," pungkas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, beberapa waktu lalu.

2. Mencegah Penularan Covid-19 yang Lebih Luas

Aktivitas mudik secara tidak langsung akan memicu lonjakan mobilitas masyarakat selama libur lebaran tahun 2021. Sementara itu, mobilitas yang tinggi berpotensi menciptakan transmisi Covid-19 yang lebih luas. Hal tersebut menjadi kondisi berbahaya yang perlu diantisipasi. 

Melansir dari laman YouTube BNPB, Wiku menegaskan bawah jika penyebaran virus Covid-19 meluas saat momen lebaran, bukan tidak mungkin Indonesia akan menghadapi lonjakan kasus positif yang signifikan, seperti halnya yang terjadi di India. Untuk itu, masyarakat perlu saling menjaga dengan mencegah penularan virus yang lebih luas lagi.

"Apabila tetap mudik dan mengunjungi orang tua dan saudara di kampung halaman, bukan tidak mungkin kasus Covid-19 akan kembali meningkat," tegasnya lagi.

3. Vaksin Tak Jamin Kebal Virus Covid-19

Sebagian masyarakat beranggapan bahwa vaksinasi dapat membuat tubuh kebal terhadap virus Covid-19. Tak heran, belakangan ini aktivitas masyarakat terkesan mulai normal dan bahkan sampai mengabaikan protokol kesehatan. 

Padahal, meski sudah divaksin, tak berarti membuat kebal terhadap paparan virus. Masyarakat tetap dapat tertular dan menularkan virus tersebut ke orang lain di sekitarnya. Dalam satu kesempatan, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa vaksin hanya dapat mencegah seseorang dari sakit parah akibat terpapar Covid-19.

"Dampak vaksinasi bukan kita menjadi kebal,  tetapi kita kalau terkena (Covid-19) tidak akan sakit parah, tidak harus masuk rumah sakit," tegas Menkes.

Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut, masih maukah Anda mudik? Ingat, kesehatan dan keselamatan bersama adalah yang utama. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: