Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alert! Konsumen Global Mulai Boikot Produk-produk Israel, Simak Daftar Lengkapnya!

Alert! Konsumen Global Mulai Boikot Produk-produk Israel, Simak Daftar Lengkapnya! Kredit Foto: Instagram/State of Israel
Warta Ekonomi, Ramallah, Tepi Barat -

Konsumen di seluruh dunia mulai memboikot produk-produk Israel. Hal ini membuat peritel di seluruh dunia ingin berhenti menjual produk dari perusahaan yang mengambil untung dari kejahatan Israel di Palestina. Imbasnya, banyak eksportir Israel mengeluh ekspor produk mereka semakin sulit.

Komite Nasional Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BNC) Palestina, menyerukan memboikot terhadap perusahaan Israel dan internasional yang terlibat dalam pelanggaran hak-hak Palestina. Dikutip dari situs BDS (Boycott, Divestment and Sanctions) Movement, Rabu (19/5/2021), disebutkan hampir semua perusahaan Israel terlibat hingga taraf tertentu dalam sistem pendudukan dan apartheid Israel.

Baca Juga: MUI Desak Dunia Islam Boikot Israel dan Putus Semua Hubungan Diplomatik!

BDS Movement memfokuskan boikot pada sejumlah kecil perusahaan dan produk untuk mendapatkan dampak maksimal.

"Kami fokus pada perusahaan yang memainkan peran yang jelas dan langsung dalam kejahatan Israel dan yang menurut kami dapat memberikan dampak," kata BDS Movement.

BNC saat ini mendorong boikot konsumen terhadap produk dan merek berikut:

1. Buah dan Sayuran Israel

Buah-buahan, sayuran, dan anggur dari Israel sering salah diberi label sebagai "Hasil bumi di Israel" ketika berasal dari tanah Palestina yang dicuri. BDS menghimbau agar konsumen memboikot semua produk dari Israel di supermarket dan menuntut agar produk tersebut dikeluarkan dari rak.

2. AXA

AXA berinvestasi di bank Israel, yang membiayai pencurian tanah dan sumber daya Palestina. Jangan membeli polis asuransi dengan AXA, atau jika Anda saat ini memiliki polis asuransi dengan mereka, coba batalkan.

3. HP

Hewlett Packard (HP) membantu menjalankan sistem ID biometrik yang digunakan Israel untuk membatasi pergerakan Palestina.  

4. Puma

Puma mensponsori Asosiasi Sepak Bola Israel, yang mencakup tim-tim di permukiman ilegal Israel di tanah Palestina yang diduduki.  

5. SodaStream

SodaStream secara aktif terlibat dalam kebijakan Israel menggusur penduduk asli Bedouin-Palestina di Israel di Naqab (Negev). SodaStream memiliki sejarah panjang penganiayaan dan diskriminasi terhadap pekerja Palestina.

6. Ahava

Kosmetik Ahava memiliki tempat produksi, pusat pengunjung dan toko utama di pemukiman ilegal Israel.

7. Sabra

Sabra hummus adalah perusahaan patungan antara PepsiCo dan Strauss Group, sebuah perusahaan makanan Israel yang memberikan dukungan finansial kepada tentara Israel.

8. Pillsbury

Produk Pillsbury dibuat di atas tanah Palestina yang dicuri di pemukiman ilegal Israel.

Gerakan BDS ini lebih dari sekadar boikot konsumen, gerakan ini juga tentang berkampanye bersama orang lain untuk menekan lembaga, serikat, dan perusahaan agar memboikot atau melepaskan dan mengisolasi Israel secara akademis, budaya, ekonomi, dan militer.

Sifat global ekonomi saat ini berarti bahwa ada ribuan perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel dan terlibat dalam berbagai tingkat pelanggaran Israel terhadap hukum internasional.

"Namun, agar gerakan kami memiliki dampak nyata, kami membutuhkan boikot konsumen kami agar mudah dijelaskan, memiliki daya tarik yang luas, dan potensi untuk sukses," kata BDS Movement.

Itulah mengapa secara global, sementara gerakan ini menyerukan divestasi dari semua perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia Israel, gerakan ini memfokuskan kampanye boikot pada beberapa target strategis tertentu.

Gerakan ini juga mendorong prinsip sensitivitas konteks, di mana para aktivis dalam konteks tertentu memutuskan apa yang terbaik untuk ditargetkan dan bagaimana, sejalan dengan pedoman BDS.

Ada banyak informasi via daring yang mengklaim beberapa perusahaan besar memberikan uang kepada Israel, beberapa di antaranya ternyata palsu. Namun BDS telah membangun reputasi karena berpegang teguh pada fakta yang ada dan menghasilkan informasi yang paling akurat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: