Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hendropriyono Digoyang Kiri-Kanan karena Sebut Palestina Bukan Urusan Kita

Hendropriyono Digoyang Kiri-Kanan karena Sebut Palestina Bukan Urusan Kita Kredit Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono sedang digunjingkan di media sosial. Penyebabnya, dia bilang, “Palestina bukan urusan kita.” Banyak yang menyerangnya. Namun, ada juga yang membela Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) itu.

Pernyataan “Palestina bukan urusan kita” itu disampaikan dalam sebuah pertemuan dengan anggota Kerukunan Keluarga (KEKAL) Akmil 1967, di Jakarta, Selasa (18/5) lalu. Menurutnya, Palestina dan Israel bukan urusan Indonesia, melainkan urusan bangsa Arab dan Yahudi.

Baca Juga: Hendropriyono Bikin Komentar Kontroversial soal Palestina, Muhammadiyah Ingatkan Pesan Jokowi

“Urusan Indonesia adalah nasib kita dan hari depan anak cucu kita,” ucap Hendropriyono.

Hendropriyono meminta rekan seangkatannya itu, tidak tinggal diam melihat Indonesia diserang pemikiran ideologi khilafah, liberalisme, kapitalisme, komunisme, dan ideologi asing lainnya. Sebab, sudah banyak yang terbawa arus. Tidak hanya masyarakat biasa, ia juga menyebut oknum aparat militer, polisi, ASN hingga politisi.

“Mohon KEKAL Akmil 1967 tidak diam saja, tapi mikir, ngomong dan berbuat sebisanya,” imbaunya.

Hendropriyono merasa ironi, ketika dirinya dilecehkan karena melawan ideologi asing dan membela Pancasila. Yang melecehkannya, justru secara menggebu-gebu membela Palestina. Hendro bahkan tak ragu melabeli pihak yang pro ideologi asing itu, sebagai pengkhianat.

“Apakah pengkhianat itu kenal dengan Mahmoud Abbas, atau kenal dengan Ismail Haniyeh, atau kenal sama Reuven Rivlin, atau Benjamin Netanyahu? Saya yakin tidak kenal. Yang dia kenal adalah anak, istri, mantu, dan cucu sendiri. Kenapa yang dibela orang-orang yang tidak dikenal?” sindirnya.

Hendropriyono mengingatkan bagaimana Libya hancur, hingga Muammar Khadaffi selaku pemimpin Libya yang dicintai 90 persen rakyatnya, tumbang. Biang keroknya, sebut dia, adalah pengkhianat yang jumlahnya hanya 10 persen dari penduduk. Mereka disebut terprovokasi oleh rayuan Barat dan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), hingga membiarkan Khadaffi terbunuh. Ia berharap, Indonesia tak bernasib sama. “Kita harus tetap berdiri di atas Tanah Air bangsa kita sendiri. Bukan di atas tanah Palestina, bukan Israel, bukan Arab,” tandasnya.

Namun, ucapannya itu memantik reaksi banyak kalangan. Salah satunya Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Ia menyayangkan pernyataan Hendropriyono itu.

“Pernyataan beliau tidak mencerminkan sikap seorang negarawan,” kritik Mu’ti di akun Twitternya @Abe_Mukti.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: