Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Isu Capres Bikin Panas Kandang PDIP, Ganjar Dicampakkan Puan Maharani Cs

Isu Capres Bikin Panas Kandang PDIP, Ganjar Dicampakkan Puan Maharani Cs Kredit Foto: Instagram/Ganjar Pranowo
Warta Ekonomi -

Isu capres bikin kondisi di kandang banteng panas. Ganjar Pranowo yang selama ini banyak disebut sebagai kandidat capres potensial 2024, dicampakkan loyalis Puan Maharani. Puan Cs menganggap Ganjar offside.

Dicampakkannya Ganjar oleh Puan Cs tercermin dari tidak diundangnya Ganjar di acara pengarahan Puan ke kader se-Jawa Tengah (Jateng) dan Inspeksi Rangkaian Penutupan HUT ke-48 PDIP, di Kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Jalan Brigjen Sudiarto, Semarang, Sabtu malam. Yang diundang adalah anggota DPR dari daerah pemilihan Jateng, DPD PDIP Jateng, anggota DPRD Jateng, dan para kepala daerah dan wakil kepada daerah se-Jateng, kecuali Ganjar, yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jateng.

Selain digelar secara langsung, acara digelar secara virtual dan diikuti seluruh kader banteng se-Indonesia. Acara berjalan lancar. Tak ada hambatan. Dimulai dengan sambutan Ketua DPD PDIP Jateng Bambang "Pacul" Wuryanto, lalu berlanjut ke cara inti, arahan dari Puan, yang kini menjabat sebagai Ketua DPP PDIP juga Ketua DPR.

Baca Juga: Begini Awal Mula Kisruh PDIP-Ganjar hingga Disentil Putri Mahkota PDIP

Keesokan harinya, acara ini ramai diperbincangkan publik. Sebab, Ganjar yang merupakan kader PDIP dan orang nomor 1 di Jateng, tidak diundang. Ganjar malah ikut acara gowes sepeda di Jakarta.

Kenapa Ganjar tak diundang? Bambang Wuryanto memberikan penjelasan. Dia bilang, panitia memang sengaja tidak mengundang Ganjar. Alasannya, Ganjar sudah keterlaluan dan tak mengindahkan arahan dan aturan partai. 

Bambang juga menyebut, Ganjar terlalu berambisi untuk maju sebagai capres 2024. Intensitas pencitraannya di media sosial sudah kelewat batas. Sampai-sampai, menjadi pembawa acara di akun YouTube miliknya.

Menurut Bambang, PDIP sebenarnya sudah beberapa kali memberikan arahan secara halus kepada Ganjar. Namun, arahan itu tak diindahkan. Ganjar merasa hanya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang bisa menegurnya. Karena itu, partai pun memberikan pelajaran. 

"Wis kemajon (sudah kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (bila kamu pintar, jangan sok pintar)," tegas Bambang, yang juga Ketua DPP PDIP bidang Pemenangan Pemilu itu, kemarin.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ikut "menghajar" Ganjar. Ia mengigatkan Ganjar, capres partai adalah orang yang memiliki spirit gotong royong. Bukan orang yang individualis.

"Berbagai persoalan bangsa harus diselesaikan bersama, melalui kerja politik, dan perjuangan mendapatkan kekuasaan politik tersebut. Melalui partai politik yang menyatu dengan kekuatan rakyat," kata Hasto, dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Sindiran terhadap Ganjar juga disampaikan langsung Puan. Saat memberikan pengarahan, putri bungsu Megawati itu berpesan kepada para kader untuk memenangkan Pemilu 2024. Kata dia, PDIP membutuhkan pemimpin yang kerja nyata di lapangan, bukan yang nampang di mesia sosial. 

"Pemimpin yang memang dilihat sama teman-temannya, sama orang-orangnya yang mendukungnya ada di lapangan, bukan hanya di media. Sosmed perlu, media perlu, tapi bukan itu saja. Tapi memang nyata kerjanya itu di lapangan," kata Puan. 

 

Namun, tidak semua banteng memusuhi Ganjar. Ada juga yang membela. Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo salah satunya. Mantan Wali Kota Solo ini menyayangkan sikap panitia yang tak mengundang Ganjar. Menurut dia, panitia tidak pas. Bagaimana pun Ganjar adalah kader PDIP yang ditugaskan sebagai gubernur. "Kalau tidak diundang, ini jadi perhatian bersama," kata Rudy, di kediamannya, kemarin. 

Dia berharap, masalah ini segera diselesaikan secara bersama dalam forum tertutup. Tak lagi diperpanjang. Ia juga menyarankan, persoalan capres tidak perlu diperuncing sekarang. "Nanti berdampak pada partai. Rugi besar. Kader partai juga saya harap jangan nge-gongi yang nggak bener," kata dia.

Soal capres, kata dia, biarlah nanti diputuskan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP. Dia yakin, Ganjar pun tak akan melawan jika Megawati tak memilihnya.

Lalu bagaimana tanggapan Ganjar? Saat dikonfirmasi, Ganjar mengaku tak bisa hadir karena tak diundang. Namun, Ganjar mencoba santai saja. Ia pun memilih mengisi akhir pekannya dengan bersepada di Jakarta. Ganjar menjajal jalur khusus road bike di Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang. Ia pun tak segan memuji hasil karya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan atas pembangunan JLNT itu.

"Wah, keren banget, sepi, bagus. Saya pikir kalau tiap minggu bisa dibuat event, ini bisa mau race mau endurance semuanya bagus sekali," kata Ganjar. 

Saat ditanya soal namanya yang kembali masuk dalam survei capres, Ganjar tak mau berkomentar banyak. "Arahannya sekarang coba putar balik," kata Ganjar mengalihkan pembicaraan, sambil meninggalkan para wartawan. 

Sikap PDIP mengucilkan Ganjar ini mendapat sindiran dari pegiat media sosoal pendukung Ganjar. Seperti Denny Siregar dan Eko Kuntadhi. Menurut Denny, alasan Bambang Wuryanto tak mengundang Ganjar sebagai hal yang lucu.

"Pak Ganjar dimarahin, dibilang kelewatan karena sering muncul di medsos dan jadi host di YouTube. Lha, bukannya itu tandanya beliau gubernur milenial, paham dunia digital? Pak Bambang, bangun Pak... Ini era teknologi, Pak," kicau @dennysiregar7

Baca Juga: PDIP Persiapkan Putri Mahkota Puan Maharani, Sekuat Ini Peluang Ganjar Jadi Capres PDIP

Ia juga mengomentari sikap Puan yang menyindir Ganjar. Kata dia, Puan harus hati-hati. Nanti Ganjar bisa dilamar partai lain karena sangat potensial. "Mirip bu Mega dulu waktu nyindir-nyindir dengan keras tentang petugas partai. Tapi pada akhirnya beliau berdamai dengan situasi," ujarnya.

Eko Kuntadhi berbicara dengan sindiran ke Puan, yang elektabilitasnya jauh di bawah Ganjar. Dia "mengingatkan" Ganjar agar jangan terlalu serius bekerja, karena bisa tambah populer. "Jangan ikuti jaman dengan memanfaatkan medsos buat melayani warga. Jadilah pejabat jadul," kicau @eko_kuntadhi

Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno menilai, PDIP sedang mengucilkan Ganjar sebagai bentuk hukuman. Menurut dia, dengan tak diundang ke hajatan PDIP, Ganjar sedang dipermalukan. Apalagi selain tak diundang, Ganjar ditelanjangi kesalahannya. Kata dia, serangan Puan dan Bambang Wuryanto sangat vulgar. 

"Sepertinya, kesalahan Ganjar dinilai sudah fatal. Kalau begini ceritanya, mimpi Ganjar jadi capres terancam," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: